INTISARI Penyakit utama pada budidaya bawang merah adalah penyakit moler yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae, sehingga diperlukan usaha pencegahan maupun pengendalian terhadap penyakit ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas suhu dan perlakuan perendaman bibit sebagai pretreatment. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013, di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dalam penelitian ini digunakan metode percobaan yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang diteliti yaitu empat kultivar bibit bawang (‘Tiron’, ‘Crok’, ‘Trisula’, dan ‘Kuning’) dan perlakuan perendaman masing-masing tiga kali ulangan (perendaman bibit dengan air steril sebagai kontrol tanpa dan dengan inokulasi Fusarium oxysporum f.sp. cepae pada tanah, air panas yang bersuhu 45oC dan 50oC dalam waktu 15 dan 30 menit, fungisida (1 ml/1 liter), dan pupuk hayati cair (10 ml/2 liter). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan perendaman terbaik berbeda-beda pada setiap kultivar. ‘Kuning’ dan ‘Crok’ dengan perlakuan air panas 50oC selama 15 menit,  ‘Trisula’ dengan perendaman air panas 45oC selama 15 menit. Kultivar ‘Tiron’ memiliki ketahanan terhadap serangan penyakit moler. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang merah setelah diperlakukan perendaman yaitu normal, sehingga perlakuan-perlakuan dapat digunakan akan tetapi disesuaikan dengan kultivar yang akan ditanam.Kata Kunci : bawang merah, Fusarium oxysporum f.sp. cepae, perendaman bibit, moler