Kasus bocornya soal-soal Ebtanas yang tahun lalu sempat mengguncang dunia pendidikan kita, sekaligus menampar wajah Depdikbud, rasanya akan terulang lagi pada pelaksanaan Ebtanas tahun ini. Kali ini ada dugaan tentang bocornya Ebtanas SD di salah satu daerah di wilayah Jawa Timur. Sebuah tim yang terdiri dari beberapa unsur tengah  dikirim untuk bekerja intensif guna mengklarifikasi dugaan tersebut.         Sebagai warga negara yang baik tentu kita berharap agar dugaan tersebut tidak terbukti kebenarannya, tetapi kalau sampai dugaan atas kebocoran tersebut nantinya ter bukti  kebenarannya maka Depdikbud harus menyiapkan diri untuk kena tampar. Betapa tidak, di tengah-tengah adanya kritik tajam tentang kurang efektifnya lagi pola Ebtanas untuk dipertahankan sebagai sistem evaluasi belajar pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, ternyata beberapa (ada) daerah mengalami kebocoran. sudah barang tentu ter jadinya kasus kebocoran ini, kalau terbukti,  akan makin memperkuat argumentasi terhadap kritik-kritik yang dila-yangkan kepada depdikbud mengenai kurang efektifnya pola Ebtanas tersebut.          Kalau kita sempat bernostalgia sejenak kasus bo-cornya Ebtanas memang bukan barang baru lagi. Tahun yang lalu beberapa wilayah sempat terkena "penyakit" ini, tak terkecuali wilayah DKI Jakarta.  Berdasarkan pengalaman ini ternyata ada juga teman yang masih sempat bercanda; kalau di Jakarta tempat berkumpulnya top manager Depdik-bud saja bisa terjadi kebocoran yang meresahkan masyara-kat, apalagi di Jawa Timur. Duh, ....