Latar belakang: Diperlukan langkah dan upaya alternatif untuk menanggulangi dampak buruk penyalahgunaan narkoba. Deteksi awal sebagai bukti seseorang telah menggunakan narkoba dengan cara pengambilan subjek berupa urin, darah, DNA rambut. Uji saliva masih jarang digunakan, padahal deteksi awal melalui pengambilan darah maupun urin tidaklah selalu mudah dan aman. Pengujian dengan saliva memiliki potensi yang besar dalam deteksi narkoba, karena koleksi spesimen yang non-invasif, dan prosesnya dapat diamati secara langsung sehingga hasil uji sulit dipalsukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kandungan elektrolit (kalium, natrium dan kalsium) saliva antara pengguna narkoba dibandingkan dengan yang bukan pengguna narkoba. Bahan dan Metode: Sampel saliva pengguna narkoba di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar dan kelompok kontrol remaja dan dewasa yang berusia 21-35 tahun yang tidak merokok dan tidak menggunakan narkoba dianalisis di Laboratorium Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo pada bulan September-Oktober 2018. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan uji-t. Hasil: Rata-rata kadar natrium dan kalsium saliva memerlihatkan perbedaan yang signifikan; kadar natrium yakni 10,68 mmol/L pada kelompok penyalahguna dan 5,38 mmol/L pada kelompok kontrol (p=0,004) dan kalsium yakni 0,436 mmol/L pada kelompokpenyalahguna dan 1,80 mmol/L pada kelompok kontrol (p=0,000). Kadar kalium tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,485). Simpulan: Kadar natrium pada saliva penyalahguna narkoba lebih tinggi daripada kelompok kontrol, sementara kadar kalsium pada saliva kelompok penyalahguna lebih rendah daripada kelompok kontrol.