Merespon pesatnya pasar otomotif di Indonesia, pada tahun 2012 Universitas Negeri Semarang (UNNES) bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian (Kemperin) merancang kendaraan multiguna untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan mobilitas serta produktifitas masyarakat pedesaan. Kendaraan harus memenuhi standar layak jalan yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan agar dapat dipasarkan, salah satunya pada sistem pengereman kendaraan. Oleh karena itu, tugas akhir ini menganalisa kinerja sistem pengereman dan pengaruhnya terhadap kestabilan arah mobil multiguna pedesaan. Analisa kinerja dilakukan dengan melakukan perhitungan jarak minimum pengereman dan membandingkannya dengan standar layak jalan, serta menghitung proporsi gaya pengereman (K_bf dan K_br) untuk mengetahui kestabilan arah kendaraan (understeer, oversteer). Kinerja pengereman dianalisa dengan variasi kecepatan (20, 40 dan 80 km/jam) dan beban muatan (600, 800, dan 1000 kg). Dari hasil penelitian diketahui bahwa distribusi pengereman menurut kemampuan sistem adalah K_bf=0,82 dan K_br=0,18. Nilai dari besar gaya rem depan adalah 5.181,34 N sedangkan untuk gaya rem belakang sebesar 1.100,58 N. Pada kendaraan kosong dengan nilai gaya pengereman yang dihasilkan oleh sistem, maka kendaraan cenderung bersifat understeer. Namun dengan penambahan muatan kecenderungan kendaraan berubah menjadi understeer. Untuk sistem pengereman pada mobil pedesaan ini dari kecepatan 20 km/jam ke 40 km/jam jarak pengereman bertambah 300 persen. Oleh karena itu gaya pengereman oleh sistem belum memenuhi. Agar gaya pengereman dapat memenuhi keinginan (variasi) maka penulis menyarankan untuk mengatur tekanan pada master silinder, dinaikkan sebesar 19717228,91 Pa, diharapkan dapat memenuhi kriteria standar dari Dinas Perhubungan.