ABSTRACTComparative Analysis of Paddy Seed Breeding Income on Three Agro-Ecosystems in South Sumatera. Farmer's access to the quality and quantity of seed depends on the types available and how they are available.With high production capability, the superior varieties of rice take a role in transforming the agricultural system from subsistence into commercial, which are needed in various agro-ecosystems. The aims of this research are to analyzing the factors that influence member's income from seed breeding business, to analyzing income received by members in irrigation, rainfed and swamp agro-ecosystems of South Sumatra and also the seed processing units. This activity was conducted in April-November 2016. Sampling methode using Disproportinate stratified random sampling, consists of 15 farmers of Usaha Bersama farmer group in Tulus Ayu Village, OKU Timur Regency representing irrigation agro-ecosystem, 16 farmers of Widhatama seed processing unit in Lubuk Seberuk Village, OKI Regency representing rainfed agro-ecosystem and 15 farmers of Maju Bersama Agribusiness Group in Sako Village, Banyuasin Regency representing swamp agro-ecosystem. Data analysis using multiple linear regression and independent-sample T test. The result show that income of breeder of paddy member significantly influenced by productivity of  seeds candidate and irrigation dummy agroecosystem. The income of group members from rice seed breeding was elastic to the changes of the productivity of seed candidates, and inelastic to changes of production costs, wetland area managed, number of family members involved in rice farming and dummy agro-ecosystem. The highest rice seed breeding income is obtained by members in rainfed agro-ecosystem (Rp 18,949,280/ha), while the highest income of seed processing unit is obtained in swamps agro-ecosystem (Rp 10,997,560/ha). rice seed, income, agroecosystem.ABSTRAKAkses petani terhadap kualitas dan kuantitas benih tergantung pada jenis yang tersedia dan cara penyediaannya. Dengan kemampuan produksi yang tinggi, varietas unggul padi berperan dalam mengubah sistem pertanian dari subsisten menjadi komersil. Pengkajian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan anggota dari usaha penangkaran benih padi, menganalisis pendapatan yang diterima oleh anggota di agroekosistem irigasi, tadah hujan dan lebak Sumatera Selatan. Kegiatan dilakukan pada bulan April–November 2016.Penarikan contoh secara acak berlapis tak berimbang terdiri dari 15 petani di Kelompok Tani Usaha Bersama Desa Tulus Ayu Kabupaten OKU Timur mewakili Agroekosistem Irigasi, 16 petani pada Unit pengolah benih Widhatama Desa Lubuk Seberuk Kabupaten OKI mewakili Agroekosistem Tadah Hujan dan 15 petani di Kelompok Usaha Bersama Agribisnis (KUBA) Maju Bersama  di Desa Sako Kabupaten Banyuasin mewakili agroekosistem lebak. Analisis data menggunakan regresi linier berganda dan uji T (uji kesamaan dua rata-rata). Hasil kajian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan penangkaran padi anggota adalah produktivitas calon benih dan dummy agroekosistem irigasi. Pendapatan anggota kelompok dari penangkaran benih padi ternyata elastis terhadap perubahan produktivitas calon benih, dan tidak elastis terhadap perubahan biaya produksi, luas sawah dikelola, jumlah anggota keluarga terlibat usahatani padi dan dummy agroekosistem. Pendapatan penangkaran benih padi tertinggi diperoleh anggota di agroekosistem tadah hujan (Rp 18.949.280/ha), sedangkan pendapatan unit pengolah benih tertinggi diperoleh di agroekosistem lebak (Rp 10.997.560/ha).benih padi, pendapatan, agroekosistem.Â