Bio-briket dari campuran batubara dengan sekam padi dengan menggunakan bahan perekat tepung kanji serta bahan imbuhan berupa kapur dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu menunjukkan bahwa kualitas bio-briket yang dihasilkan masih rendah yaitu emisi gas hasil pembakaran, daya rekat, kandungan abu masih tinggi dan sulit penyalaan pada awal pembakaran. Untuk mengatasi problem ini, maka perlu dilakukan dengan jalan mengoptimasi rasio campuran bahan perekat, kapur dengan batubara-sekam padi. Pada penelitian ini dipelajari beberapa variable pembriketan guna untuk peningkatan kualitas bio-briket yaitu rasio bahan perekat dan rasio bahan imbuhan berupa kapur, dan masing-masing variable tersbut ditentukan nilai optimum yang memberikan daya rekat maksimum dan emisi gas buang yang minimum pembuatan bio-briket yaitu batubara, sekam padi dan perekat dicampur secara merata kemudian dimasukkan pada sebuah alat pengempah (hidrolic press) yang dilengkapi dengan alat cetakan. Dari penelitian ini diperoleh variabel pembriketan yang optimum yaitu: rasio bahan perekat kanji/tapioka dan parafin masing-masing memberikan kekuatan daya rekat terbaik dengan beban tekan 1,59 kg/cm 2 dan 1,16 kg/cm 2 pada rasio campuran 3 : 20 dan 4 : 20, sedangkan pada pemberian bahan imbuhan (kapur) dengan menggunakan perekat kanji menunjukkan bahwa konsentrasi emisi gas buang masing- masimg SO 2 173 ppm, NO x 84 ppm, CO 0,049 % serta nilai kalori 5332 kkal/kg pada rasio kapur 2 : 100, sedangkan emisi gas buang dan nilai kalor untuk perekat paraffin masing-masing SO 2 91 ppm, 79 ppm, 39 ppm dan 6341 kkal/kg pada rasio kapur 2 : 100.