ABSTRAK                 Tingkat ketelitian dalam suatu pengukuran saat ini sangatlah penting untuk diperhatikan. Seiring dengan perkembangan teknologi, tingkat ketelitian dalam suatu pengukuran juga semakin bergerak ke arah yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Salah satunya yang berkembang saat ini teknologi untuk melakukan survei suatu objek tiga dimensi adalah Terrestrial Laser Scanner (TLS). Metode pengukuran TLS tersebut sendiri ada 4 yaitu : metode Cloud to Cloud, metode Target to Target, metode Traverse, dan metode kombinasi.                Ketelitian metode Traverse dan metode Cloud to Cloud ini akan diuji tingkat ketelitiannya dengan melakukan pengujian pada dua parameter, yakni pada metode registrasi dan hasil visualisasi model tiga dimensi. Metode yang dilakukan dalam uji ketelitian ini melakukan uji internal dengan perhitungan ketelitian hasil registrasi model point cloud antar metode registrasi pada software dan uji eksternal dengan melakukan analisis perbandingan jarak sisi bangunan menggunakan Total Station dan perhitungan uji statistik serta melakukan analisis hasil visualisasi model tiga dimensi antar metode sehingga akan didapatkan hasil metode mana yang lebih teliti antara metode Traverse atau metode Cloud to Cloud pada pemodelan tiga dimensi suatu objek.                Penelitian ini menghasilkan perbandingan ketelitian metode Traverse sebesar ±0,0285 meter dan metode Cloud to Cloud sebesar ±0,0173 meter dengan ketelitian linear jaring poligon 7 titik kategori orde 4 sebesar 1 : 6867,9 meter pada Patung Pangeran Diponegoro serta ketelitian metode Traverse sebesar ±0,0401 meter dan metode Cloud to Cloud sebesar ±0,0213 meter dengan ketelitian linear jaring poligon 13 titik kategori orde 4 sebesar 1 : 6246,6 meter pada Gedung Prof. Sudarto S.H. Berdasarkan hasil ketelitian yang telah didapat dapat disimpulkan bahwa metode Cloud to Cloud akan menghasilkan model tiga dimensi dengan tingkat ketelitian geometrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode Traverse serta metode Cloud to Cloud akan menghasilkan model tiga dimensi yang lebih teliti apabila digunakan untuk melakukan pemodelan tiga dimensi terhadap objek yang memiliki dimensi kecil. Berdasarkan hasil visualisasi model tiga dimensi antara kedua metode registrasi didapatkan hasil bahwa kedua metode menghasilkan model yang tidak berbeda dan sama baiknya apabila digunakan pada satu jaring poligon serta mode pengukuran yang sama yakni ­mode detail dengan daya scan maksimal hingga 120.000 titik/detik yang digunakan pada penelitian ini terhadap objek penelitian.                Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pengguna Terrestrial Laser Scanner sebagai referensi mengenai tingkat ketelitian antara metode Traverse dan Cloud to Cloud dalam pelaksanaan pengukuran sehingga dapat menentukan metode mana yang dianggap lebih baik diterapkan terhadap suatu objek pada pemodelan tiga dimensi menggunakan alat Terrestrial Laser Scanner.Â