Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia, dari 40,7% menjadi 81,25% di tahun 2015, menaikan beban kerja dan resiko pekerjaan yang mengikutinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi resiko fisik cedera otot rangka (musculoskeletal disorders) pada bidan. Penelitian dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat I (Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan) di Kabupaten Serang dengan melibatkan 19 orang bidan. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner DMQ (Dutch Musculoskeletal Questionaire) untuk mengetahui gejala resiko cedera otot rangka dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden mengalami keluhan sakit leher (84%), bahu (79%), punggung atas (74%), pinggul (58%), lutut (53%), kaki (47%), punggung bawah (37%), pergelangan tangan (26%), dan siku (11%). Hasil uji korelasi Pearson terhadap tiga keluhan utama yaitu leher, punggung atas, pinggul (kiri dan kanan), menunjukkan bahwa hanya ukuran tinggi badan responden (P=0.539, Sig.2-tailed=0.018 ) dan lamanya bekerja (P=0.476, Sig.2-tailed=0.039) yang signifikan terhadap terjadinya keluhan leher (p<0.05). Dari hasil studi ini menunjukkan bahwa ketinggian bed partus tidak sesuai dengan ketinggian badan bidan sehingga harus dinaikkan ketinggiannya dengan alat bantu agar bidan penolong partus tidak terlalu membungkuk dalam menolong persalinan. Kata kunci: kuesioner DMQ, biomekanika, ergonomi fisik, MSDs, bidan