Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengkaji model usahatani di berbagai tipe lahan usahatani ; (2) Mengkaji tingkat keberagaman usaha rumah tangga; (3) Mengevaluasi kontribusi berbagai sumber pendapatan terhadap pendapatan rumah tangga; (4) Mengukur hubungan antara karakteristik rumah tangga (penguasaan lahan, tingkat pendidikan petani, tingkat pendapatan, ukuran rumah tangga) dengan tingkat keberagaman usaha rumah tangga. Studi ini menggunakan kasus rumah tangga pertanian olahan di daerah Kabupaten Tajung Jabung Barat, yaitu Kecamatan Batang Asam untuk mewakili lahan usaha tani sawah irigasi, Kecematan Tungkal Ulu untuk mewakili lahan usaha tani sawah tadah hujan dan Kecamatan Pengabuan untuk mewakili lahan sawah pasang surut. Tiap daerah Kecamatan mewakili Agro-ekosistem yang berbeda. Tiap Kecamatan diambil satu desa sehingga jumlah desa contoh ada sebanyak tiga desa. Dari setiap desa diambil 25 KK petani contoh. Metode penarikan sampel menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Untuk mengukur tingkat keberagaman usaha rumah tangga dilakukan dengan analisis Indeks Entropy. Sedangkan untuk mengukur derajat hubungan antara karakteristik rumah tangga dengan tingkat keberagaman usaha digunakan analisis Rank Correlation Spearman. Dari uraian hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan, yang sekaligus merupakan jawaban dari tujuan penelitian ini, yaitu : Model usahatani yang diterapkan di sawah tadah hujan di Kecamatan Tungkal Ulu dan sawah pasang surut di Kecamatan Pengabuan adalah usahatani parsial secara monokultur. Sementara itu, di sawah irigasi Batang Asam petani sudah menerapkan usahatani terpadu, dengan mengintegrasikan ternak dan tanaman. Usaha rumah tangga pertanian untuk memperoleh pendapatan di tiga agro-ekosistem relatif beragam. Usahatani sendiri (on-farm) masih merupakan sumber pendapatan utama bagi rumah tangga pertanian di tiga agro-ekesistem lahan marjinal. Rendahnya pendapatan dari usaha non-farm di sawah pasang surut terutama disebabkan kurangnya akses masyarakat terhadap peluang ekonomi di kota, karena relatif lebih terisolasi dibandingkan dua agro-ekosistem lainnya. Kecenderungan umum yang dijumpai di tiga agro-ekosistem lahan marjinal adalah bahwa makin banyak angkatan kerja dalam keluarga (anggota keluarga berumur 15 tahun keatas) makin beragam usaha yang dilakukan rumah tangga. Tidak ditemukan hubungan yang jelas antara tingkat keberagaman usaha dengan tingginya tingkat pendapatan rumah tangga. Kata Kunci : Keberagaman, Tipe Lahan, Indeks Entropy