Yejong dari Goryeo
BiografiIa merupakan putra tertua Kaisar Sukjong dengan Ratu Myeongui. Ia naik takhta setelah kematian ayahandanya.[1] Di antara dekret pertamanya pada tahun 1106, merupakan sebuah perintah untuk memecahkan kerajaan ke dalam divisi administratif baru. Ia merupakan seorang promoter hebat di dalam Taoisme, memilih pengajaran tersebut daripada pengajaran Buddha yang dianut oleh para pendahulunya di istana. Pada masa pemerintahannya, upacara-upacara istana diperkenalkan oleh Dinasti Song, Tiongkok; banyak penganut dan institusi Taoisme didirikan dan mulai berkembang. Meskipun pada awal abad ke-12 merupakan periode yang relatif stabil untuk Korea, Yejong harus menghadapi serangan Jurchen di bagian utara kerajaan. Ia menolak tawaran diplomatik Dinasti Jin, saingannya di Tiongkok yang didirikan pada tahun 1115 oleh Jurchen, sebaliknya ia mengirimkan serombongan pasukan besar untuk menangkis serangan Jin di wilayah bagian utara kerajaannya.[2] Ia juga dikenal akan sponsornya pada seni. Pada tahun 1114 Yejong mengirimkan sebuah permintaan kepada Dinasti Song Kaisar Huizong untuk mengirim instrumen Cina ke istananya di ibu kota Goryeo Gaeseong, supaya ia bisa mengelola upacara Konfusian di istana Goryeo. Huizong, kelihatannya salah paham dengan permintaan tersebut, mengirimkan satu set dari instrumen musik yang digunakan untuk musik upacara perayaan di kerajaan. (Huizong pada tahun 1110, untuk alasan politik, menjamin Yejong status "raja sejati," dan Goryeo setelah itu mengelola sendiri dengan perbedaan yang besar dari Tiongkok.)[3] Dua tahun kemudian, pada tahun 1116, Yejong mengirimkan petisi lainnya dimana ia menegaskan kembali permintaannya akan instrumen musik untuk upacara, yang dibalas oleh Huizong dengan mengirimkan hadiah yang lebih besar lagi dari instrumen musik sebelumnya (kali ini instrumen yayue, berjumlah total 428), dan disertai pula tarian tradisional dan instruksi yang sesuai, awal tradisi aak, Korea. Kelihatannya hadiah-hadiah tersebut pada tahun 1114 dan 1116 merupakan bagian dari upaya untuk mendapatkan kesetiaan Goryeo dalam melawan Jurchen, tetapi strategi ini terbukti tidak berhasil; Goryeo tetap netral dan ibu kota Song, Kaifeng jatuh ke tangan Jin pada tahun 1127. Yejong juga tertarik dengan botani, mengumpulkan tumbuh-tumbuhan yang langka dari seluruh Korea dan mengirimkannya ke Tiongkok sebagai pertukaran dengan tumbuh-tumbuhan Cina.[4] Juga selama masa pemerintahannya, industri keramik berkembang, dengan desain Korea yang mendominasi Tiongkok untuk yang pertama kali. Pemerintahan Yejong ditandai oleh pelemahan kekuasaannya oleh para penasehat pemerintahan dan para pejabat lainnya yang kerap bertengkar satu dengan lainnya.[5] Hal ini, dikombinasikan dengan kesulitan militer dengan Jurchen di bagian utara, menyebabkannya mundur semakin jauh ke dalam buku-buku dan ritual Taoisme.[6] Yejong digantikan oleh putranya, Injong setelah kematiannya. Injong merupakan putra Permaisuri Yejong, yang adalah putri kedua Yi Cha-gyom, kepala klan Yi di Incheon.[7] Catatan mengenai Yejong yang sesungguhnya (sillok) dikompilasikan oleh tiga orang sejarawan (termasuk sarjana Konfusian Kim Bu-sik, yang ditunjuk sebagai pencatat buku harian kerajaan, atau ji, pada tahun 1121) mulai dari tahun 1123.[8] Lihat PulaReferensi
Pranala luar
|