Permaisuri Xiao He Rui berasal dari Klan Niohuru, di bawah Panji Kuning Berbatasan Manchu. Ayahnya bernama Gūnggala atau Gong'ala, menjabat sebagai Menteri Pekerjaan, Menteri Perang, dan Menteri Ritus pada masa pemerintahan Kaisar Jiaqing. Gūnggala berstatus feng'en zhenguo gong "duke kelas satu" . Ibunya berasal dari Klan Yehe-Nara. Ia memiliki tiga saudara laki-laki: Ningwutai, Heshitai, dan Jiluntai. Heshitai juga pernah menjabat sebagai Menteri Pekerjaan pada akhir masa pemerintahan Kaisar Jiaqing. Salah seorang adik perempuannya menikah dengan Duan'en, Pangeran Rui sebagai permaisuri utama.
Semasa kecil, ia adalah teman sepermainan Putri Hexiao, putri bungsu kesayangan Kaisar Qianlong yang akan menjadi adik iparnya di masa depan.
Pernikahan
Permaisuri Xiao He Rui memasuki Kota Terlarang pada masa pemerintahan Kaisar Qianlong. Ia mulanya menjadi cèfēi "selir peringkat pertama" atau "permaisuri sekunder" dari Yongyan, Pangeran Jia.
Pada tahun 1795, Kaisar Qianlong memutuskan turun tahta (menjadi Taìshàng Huáng) untuk menghormati kakeknya, Kaisar Kangxi. Ia menunjuk putra favoritnya, Yongyan, naik takhta sebagai Kaisar Jiaqing.
Sebagai istri favorit Kaisar Jiaqing, ia dengan cepat diberi gelar guìfēi "selir mulia" tanpa ada wanita lain dengan gelar yang sama. Karena kaisar juga tidak mengangkat siapapun menjadi huángguìfei "selir mulia kaisar" atau "selir utama", maka kedudukannya sebagai satu-satunya guìfēi berada tepat di bawah permaisuri. Ia kemudian melahirkan putri ketujuh dan pangeran ketiga, Miankai.
Pada tahun 1797, permaisuri pertama Kaisar Jiaqing meninggal. Guìfēi dinaikkan peringkatnya menjadi huángguìfēi dan diberikan tempat tinggal Istana Jingren. Dua tahun kemudian, Kaisar Qianlong meninggal. Setelah masa berkabung selesai, huángguìfēi diangkat menjadi permaisuri baru. Ia kemudian melahirkan pangeran keempat, Mianxin serta merawat pangeran kedua, Minning dan Putri Zhuangjing yang ditinggalkan Permaisuri Xiaoshu.
Permaisuri Xiao He Rui melahirkan seorang putri dan dua orang putra:
Putri ketujuh (1793-1795).
Miankai, Pangeran Dun (1795 - 1738).
Mianxin, Pangeran Rui (1805 - 1826).
Sebagai Ibu Suri
Pada tahun 1820, Kaisar Jiaqing tiba-tiba meninggal di Resor Pegunungan Chengde. Janda permaisuri baru segera mengirim pesan kepada pegawai pemerintah yang menemani kaisar untuk meminta mereka mendukung Minning mewarisi takhta daripada mengangkat putranya sendiri. Para pegawai pemerintah itu akhirnya membuka kotak tersembunyi di Spanduk Mingguang yang berisi nama penerus takhta dan ternyata sesuai tebakan janda permaisuri, Kaisar Jiaqing telah memilih Minning menjadi Putra Mahkota.
Minning naik takhta sebagai Kaisar Daoguang. Ia memilih menyebut janda permaisuri sebagai "Ibu Suci, Ibu Suri" (聖母皇太后; shèngmŭ huángtàihòu) yang biasanya digunakan kaisar untuk memanggil ibu kandungnya daripada menggunakan "Ibu Ratu, Ibu Suri" (母后皇太后; mŭhòu huángtàihòu) yang biasanya digunakan kaisar untuk memanggil janda permaisuri yang bukan ibu kandungnya. Ia menyandang gelar kehormatan Ibu Suri Gongci dan tinggal di Istana Shoukang.
Wafat
Ibu Suri Gongci meninggal pada tahun pemerintahan Kaisar Daoguang yang ke 29. Ia dimakamkan di Makam yang terpisah dari Changling (Makam kaisar Jiaqing) di Hebei.