Wulla Poddu adalah serangkaian ritual adat masyarakat asli Sumba Barat, sebuah warisan budaya yang berkaitan erat dengan agama Merapu.[1] Secara etimologi, Wulla berarti bulan sedangkan Poddu berarti pahit sehingga Wulla Poddu dapat diartikan sebagai Bulan Pahit.[2] Penamaan ini disebabkan dalam kurun waktu tersebut masyarakat setempat menjalani sejumlah pantangan. Ritual ini dipercaya sebagai cara menjaga keharmonisan hidup manusia dengan leluhur, alam, dan hewan,[1] fase pembersihan diri, memohon keberkatan hidup sekaligus sebagai sebuah bentuk rasa syukur.
Ritual adat Wulla Poddu telah menjadi perayaan tahunan yang diadakan di beberapa kampung di Sumba Barat, seperti Kampung Umbu Koba, Kampung Tambera, Kampung Bodo Maroto, Kampung Tarung, Kampung Kadoku, Kampung Sodana, dan Kampung Ombarade. Terdapat perbedaan waktu perayaan di lokasi-lokasi tersebut. Namun pada umumnya, ritual ini diadakan pada akhir tahun sekitar bulan Oktober hingga Desember. Pelaku ritual adalah perwakilan pemangku adat masing-masing suku, pemimpin daerah setempat dan masyarakatnya secara umum.
Selain sebagai ritual, Wulla Poddu juga dianggap sebagai sebuah bentuk perayaan yang dinantikan selayaknya perayaan hari besar keagamaan lainnya. Dalam pelaksanaannya, ritual ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan seperti perbaikan pola tingkah laku, pengisahan cerita-cerita leluhur asal usul manusia, berburu babi hutan yang kemudian dijadikan indikator keberhasilan panen, serta prosesi sunatan dan pengasingan menuju pendewasaan bagi remaja akil balik.[3]
Rujukan
- ^ a b "Wulla Podu". Warisan Budaya Takbenda Indonesia. 01 Januari 2016. Diakses tanggal 22 Agustus 2019.
- ^ "Ritual Wulla Poddu di Sumba Barat". WIsataNTT. 22 Januari 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-18. Diakses tanggal 22 Agustus 2019.
- ^ "Ritual Wulla Poddu di Sumba Barat". WisataNTT. 22 Januari 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-18. Diakses tanggal 22 Agustus 2019.