The Wild Hunt adalah mitos rakyat Eropa yang melibatkan sebuah kelompok pemburu gaib atau supranatural yang sedang melakukan sebuah pengejaran yang liar. Para pemburu dapat berupa elf atau peri atau orang mati,[1] dan pemimpin pemburu tersebut sering kali adalah sebuah sosok bernama yang terkait dengan Woden (atau refleksi dari dewa yang sama, seperti AlemannicWuodan di Wuotis Heer ("Tentara Wuodan") dari Swiss Tengah, Jerman, dll.), tetapi juga dapat berupa seorang tokoh bersejarah atau legendaris seperti Theodoric yang Agung, raja Denmark Valdemar Atterdag, psikopompWalesGwyn ap Nudd, tokoh-tokoh Alkitab seperti Herodes, Kain, Gabriel, atau Iblis, jiwa tersesat yang tidak dikenali atau roh laki-laki maupun perempuan.
Melihat Wild Hunt dianggap sebagai suatu pertanda beberapa bencana seperti perang atau wabah penyakit, atau dalam keadaan terbaik, kematian orang yang menyaksikannya.[2] Orang-orang yang menghadapi para pemburu juga dapat diculik ke neraka atau kerajaan peri.[3] Dalam beberapa kasus, dipercayai juga bahwa roh orang-orang dapat ditarik saat tidur untuk bergabung dengan kelompok tersebut.[4]
Konsep ini dikembangkan berdasarkan mitologi komparatif oleh Jacob Grimm di Deutsche Mythologie (1835) sebagai folklor tradisi paganisme Jermanik, tetapi cerita rakyat yang sebanding dapat ditemukan di seluruh Eropa Utara, Barat, dan Tengah.[5] Grimm mempopulerkan istilah Wilde Jagd ("Wild Hunt") untuk fenomena tersebut.
Bukti Komparatif dan Terminologi
Menurut pendekatan komparatif berdasarkan cerita rakyat Jerman, fenomena ini sering disebut sebagai Wilde Jagd (Jerman: "perburuan liar/pengejaran") atau Wildes Heer (Jerman: "tentara liar"). Di Jerman, di mana ia juga dikenal sebagai "Tentara Liar", atau "Tentara yang Marah", pemimpinnya telah diberi berbagai identitas, termasuk Wodan (atau "Woden"), Knecht Ruprecht (lih. Krampus), Berchtold (atau Berchta), dan Holda (atau "Holle"). Wild Hunt ini juga dikenal dari cerita rakyat pasca-abad pertengahan.
Di Inggris, ia dikenal sebagai Herlaþing (Bahasa Inggris kuno: "Perkumpulan Herla"), Woden's Hunt (Pemburu Woden), Herod's Hunt (Pemburu Herodes), Cain's Hunt (Pemburu Kain),[6]Devil's Dandy Dogs (di Cornwall),[7]Gabrie;s Hounds (Anjing-anjing Gabriel) (di Inggris utara),[8] dan Ghost Riders (di Amerika Utara).[9] Di Wales, sebuah mitos rakyat yang sebanding dikenal sebagai Cŵn Annwn (Bahasa Wales: "anjing-anjing dari Annwn").
Di Skandinavia, Wild Hunt dikenal sebagai Oskoreia atau Asgårdsreia (pada awalnya oskurreia) (Bahasa Norwegia: "penunggang berisik", "Tunggangan Asgard"),[10] dan Odens jakt atau Vilda jakten (Bahasa Swedia: "Perburuan Odin" atau "perburuan liar").
Di Prancis, ia dikenal sebagai Mesnée d'Hellequin (Bahasa Prancis Utara kuno: "rumah tangga dari Hellequin"); di Kanada namanya menjadi Chasse-galerie. Di Slavia Barat, Eropa Tengah, ia dikenal sebagai divoký hon atau štvaní (Bahasa Ceko: "perburuan liar", "memancing"), Dziki Gon atau Dziki Łów (Bahasa Polandia), dan Divja Jaga (Bahasa Slovenia: "kelompok berburu liar" atau "perburuan liar"). Variasi lain dari mitos rakyat yang sama adalah Caccia Morta (Perburuan Mati) atau Caccia selvaggia (perburuan liar) di Italia; Estantiga (dari Hoste Antiga, Bahasa Galisia: "tentara tua"), Hostia, Compaña dan Santa Compaña ("pasukan, rombongan") di Galicia; Güestia di Asturias; Hueste de Ánimas ("pasukan hantu") di León; dan Hueste de Guerra ("rombongan perang") atau Cortejo de Gente de Muerte ("rombongan mematikan") di Extremadura.
Sejarah
"Terdapat sebuah golongan hantu yang dapat terbukti lebih berbuah bagi investigasi kita: Mereka, seperti ignes fatui, termasuk bayi yang belum dibaptis. tetapi mereka tidak berkeluyuran diatas Bumi sebagai api, melainkan mereka melalui hutan dan udara dalam rombongan-rombongan dengan keriuhan yang mengerikan. Ini adalah legenda furious host yang umum, sang furious hunt, yang kuno dan menjalin dirinya sendiri, sekarang dengan dewa-dewa, dan sekarang dengan pahlawan-pahlawan. Lihatlah dimanapun, ia mengungkap hubungannya [sic] dengan penyembahan berhala."
Konsep Wild Hunt pertama kali didokumentasikan oleh ahli folklor Jerman Jacob Grimm, yang menerbitkannya pertama kali pada tahun 1835 dalam buku Deutsche Mythologie.[12] Di dalam pekerjaannya inilah ia mempopulerkan istilah Wilde Jagd ("Wild Hunt") untuk fenomena tersebut.[12] pendekatan metodologis Grimm berakar pada ide – yang umum di abad kesembilan belas Eropa – bahwa cerita rakyat modern mewakili sebuah peninggalan dari keyakinan-keyakinan masa lalu. Dalam mengembangkan ide Wild Hunt, ia mencampur sumber-sumber folklor kini dengan sumber-sumber bukti tekstual dari abad pertengahan hingga zaman modern awal.[13] pendekatan Ini dikritik dalam bidang folkloristik dalam abad ke-20, pada saat lebih banyak penekanan ditempatkan pada "natur cerita rakyat yang dinamis dan terus berkembang".[13]
Grimm menafsirkan fenomena Wild Hunt memiliki asal-usul pra-Kristen, dengan alasan bahwa sosok laki-laki yang muncul di dalamnya adalah peninggalan keyakinan rakyat tentang dewa Wodan, yang telah "kehilangan karakter ramah, fitur-fitur akrabnya, dan menjelma menjadi bentuk yang gelap dan kekuatan yang mengerikan... hantu dan setan."[11] Grimm percaya bahwa ini sosok laki-laki ini kadang-kadang digantikan oleh sosok perempuan, yang ia disebut sebagai Holda dan Berchta.[14] Dalam kata-katanya, "tidak hanya Wuotan dan dewa-dewa lain, tetapi dewi-dewi kafir juga dapat mengepalai furious host: para pemburu liar diwariskan ke wood-wife, Wôden ke frau Gaude."[15] Dia menambahkan pendapatnya bahwa sosok perempuan itu adalah istri Woden.[16]
Membahas unsur-unsur militer dari Perburuan Liar, Grimm berkomentar bahwa "ia berbaris sebagai tentara, ia menandakan pecahnya perang."[17] Dia menambahkan bahwa sejumlah tokoh yang telah tercatat sebagai kepala pemburu, seperti "Wuotan, Huckelbernd, Berholt, menunggangi kuda perang putih mereka, bersenjata dan memacu, terlihat tenang sebagai direktur agungperang yang mereka, dapat dikatakan, berikan lisensi kepada umat manusia."[17]
Grimm meyakini bahwa pada Eropa masa pra-Kristen, para pemburu, yang dipimpin oleh seorang dewa dan dewi, dapat mengunjungi "pada tanggal-tanggal kudus, membawa kesejahteraan dan berkat, menerima hadiah dan persembahan orang-orang" atau mereka dapat mengambang "tak terlihat melalui udara, terlihat seperti awan berbentuk, dalam gemuruh dan deru angin, membawa perang, perburuam atau permainan ninepins, kepala jabatan dari pahlawan kuno: sebuah susunan yang, jika tidak terikat untuk suatu waktu tertentu, menjelaskan fenomena-fenomena alam tersebut."[18] Ia percaya bahwa di bawah pengaruh Kristenisasi, cerita tersebut dikonversi dari sebuah "barisan dewa-dewa" menjadi "sebuah kelompokp hantu-hantu yang mengerikan, ditambah dengan bahan-bahan gelap dan jahat".[18]
Hans Peter Duerr (1985) mencatat bahwa bagi pembaca modern, "umumnya sulit untuk memutuskan, berdasarkan sumber-sumber, bahwa apa yang terlibat dalam laporan tentang penampilan Wild Hunt ini hanya interpretasi dari fenomena alam, atau jika kita sedang berhadapan dengan deskripsi sebuah prosesi ritual dimana manusia berubah menjadi setan."[19] Sejarawan Ronald Hutton mencatat bahwa terdapat tradisi pelajar internasional yang kuat dan tak bisa dipungkiri" yang berpendapat bahwa legenda Wild Hunt pada abad pertengahan berpengaruh pada perkembangan ide-ide modern awal mengenai Hari Sabat Penyihir. Hutton namun memercayai bahwa pendekatan ini mungkin saja "tidak kokoh".[12]
Variasi Regional
Inggris
Di dalam Peterborough Chronicle, terdapat kesaksian tentang penampakan Wild Hunt pada malam hari, dimulai dengan penunjukan kepala biara yang bermasalah, Henry d'Angely, pada tahun 1127:
Banyak orang telah melihat dan mendengar sejumlah pemburu berburu. Para pemburu berwarna hitam, besar, dan menakutkan, menunggangi kuda hitam dan kambing pria hitam, anjing-anjing mereka berwarna hitam, dengan mata seperti piring, dan menakutkan. Ini disaksikan di taman kota Peterborough, dan di semua hutan yang menjalar dari kota tersebut hingga Stamford, dan pada malam hari para biarawan mendengar mereka membunyikan dan meniup sangkakala mereka.
Saksi tepercaya dipercayai telah mengatakan bahwa terdapat dua puluh atau tiga puluh pemburu, dan dikatakan bahwa, hal ini berlangsung selama sembilan minggu, berakhir pada hari Paskah. Orderic Vitalis (1075–c. 1142), seorang biarawan Inggris yang berada di St Evroul-en-Ouche, di Normandia, melaporkan rombongan yang mirip terlihat pada Januari 1091, yang dikatanya adalah "Pasukan Herlechin" (familia Herlechini; lih. Harlequin).[21]
Sementara laporan Wild Hunt ditulis oleh ulama dan digambarkan sebagai makhluk kejam, di roman-roman ada pertengahan akhir, seperti Sir Orfeo, para pemburu berasal dari dunia peri, di mana Wild Hunt adalah tuan rumah para peri; pemimpinnya juga bervariasi, tetapi mereka termasuk Gwydion, Gwynn ap Nudd, Raja Arthur, Nuada, Raja Herla, Woden, Iblis dan Herne sang Pemburu. Banyak legenda yang menceritakan tentang asal-usul mereka, seperti dalam "Dando and His Dogs (Dando dan Anjingnya)" atau "The Dandy Dogs": Dando, yang menginginkan minuman tetapi telah menghabiskan apa yang dibawa pemburu-pemburunya, menyatakan ia akan pergi ke neraka untuk mendapatkannya. Seorang asing datang dan menawarkan minum, hanya untuk mencuri buruan Dando dan kemudian Dando sendiri, dengan anjingnya melakukan pengejaran. Pandangan ini telah lama diklaim terlihat di daerah tersebut.[22] Legenda lain menceritakan bagaimana Raja Herla, setelah mengunjungi Raja Peri, diperingatkan untuk tidak turun dari kudanya sebelum greyhound yang dibawanya melompat turun: ia menyadari bahwa tiga abad telah berlalu selama kunjungannya, dan orang-orang-nya yang turun hancur menjadi debu; ia dan orang-orangnya masih menunggang, karena greyhound belum melompat turun.[23]
Seiring waktu, mitos Wild Hunt telah dimodifikasi untuk menampung lain dewa-dewa dan pahlawan rakyat, di antaranya Raja Arthur, dan baru-baru ini, di dalam legenda rakyatDartmoor, Sir Francis Drake. Di Cadbury Castle di Somerset, sebuah gang tua di dekat benteng tersebut diberi nama King Arthur's Lane dan bahkan di abad ke-19, terdapat sebuah paham bahwa di malam musim dingin yang ribut sang raja dan anjingnya dapat terdengar melalui jalan tersebut.[24]
Di bagian-bagian tertentu Inggris, dikatakan bahwa Hunt adalah anjing-nerka yang mengejar orang-orang berdosa atau belum dibaptis. Di Devon ini dikenal sebagai Yeth (Heath) atau Wisht Hounds, di Cornwall Dando dan anjingnya atau the Devil and His Dandy Dogs, di Wales Cwn Annwn (Anjing-anjing dari neraka), dan di Somerset sebagai Gabriel Ratchets atau Retchets (anjing).[24] Di Devon berburu ini sangat terkait dengan Wistman's Wood.[24]
Jerman
Terdapat banyak cerita yang berbeda dari Wild Hunt yang tercatat di Jerman. Dalam kebanyakan cerita, identitas pemburu tidak dibuat jelas, beberapa yang disebutkan adalah:
Sosok mitos bernama Waul, Waur, Waurke, Wod, Wode, Wotk, atau Wuid, yang dianggap berasal dari dewa angin dan kematian Jerman kuno, Wodan;
Sosok mitos bernama Frie, Fuik, Fu, Holda atau Holle, yang dianggap berasal dari dewi Jerman Freya atau Frigg;
Mayat hidup yang mulia, yang paling sering disebut Count Hackelberg atau Count Ebernburg, yang dikutuk untuk berburu selamanya karena perilaku buruknya selama hidupnya, dan dalam beberapa versi meninggal dari luka-luka tanduk saat membunuh babi hutan.
Kadang-kadang, kisah-kisah menghubungkan para pemburu dengan seekor naga atau iblis. Pemburu sering kali menunggang kuda, kadang-kadang sebuah kereta kuda, dan biasanya memiliki beberapa anjing dengannya. Jika mangsanya disebutkan, sering kali adalah seorang wanita muda, baik bersalah maupun tidak. Sebagian besar cerita berurusan dengan orang yang menghadapi Wild Hunt. Jika orang ini berdiri melawan para pemburu, ia akan dihukum. Jika ia membantu berburu, ia akan diberikan uang, emas atau, paling sering, kaki seekor hewan atau manusia, yang sering kali dikutuk dalam cara yang membuatnya mustahil untuk disingkirkan. Dalam hal ini, orang tersebut harus menemukan seorang pendeta atau tukang sihir untuk menyingkirkannya, atau mengelabui Wild Hunt untuk mengambil kembali kaki tersebut dengan meminta garam, yang tidak dapat diberikan pemburu. Dalam banyak versi, orang yang berdiri tepat di tengah-tengah jalan selama pertemuan itu aman.[25][26][27]
Skandinavia
Di Skandinavia, perburuan Odin terdengar tetapi jarang terlihat, dan terdapat khas dimana salah satu dari anjing Odin menggonggong lebih keras daripada yang kedua. Selain satu atau dua tembakan, gonggongan ini adalah satu-satunya suara yang dapat diidentifikasi. Ketika perburuan Odin terdengar, itu berarti ada perubahan cuaca di berbagai daerah, tetapi juga dapat berarti perang dan kerusuhan. Menurut beberapa laporan, hutan menjadi diam dan hanya samar-samar dan suara gonggongan anjing yang bisa didengar.
Di Swedia barat dan kadang-kadang di timur juga, telah dikatakan bahwa Odin adalah seorang bangsawan atau bahkan seorang raja yang berburu pada hari minggu dan oleh karena itu ditakdirkan untuk memburu dan membunuh makhluk gaib sampai akhir waktu.
Menurut catatan tertentu, Odin tidak mennggang, tetapi menempuh perjalanan di kendaraan beroda, secara spesifik, gerobak beroda satu.[28]
Di beberapa bagian Småland, diyakini bahwa orang-orang percaya bahwa Odin berburu dengan burung besar ketika anjing-anjingnya lelah. Ketika dibutuhkan, dia bisa mengubah segerombolan burung pipit menjadi tentara bersenjata.
Jika terdapat rumah yang dibangun di bekas jalan, mereka dapat dibakar karena Odin tidak akan mengubah rencana-nya jika ia telah sebelumnya melakukan perjalanan di jalan yang ada. Bahkan tempat pembakaran arangpun tidak bisa dibangun di bekas jalan, karena jika Odin sedang berburu tempat pembakaran tersebut akan terbakar.
Salah satu tradisi menyatakan bahwa Odin tidak berjalanan lebih tinggi dari lembu memakai kuk-nya, sehingga jika Odin sedang berburu, adalah paling aman untuk membuang diri ke tanah untuk menghindari diri terpukul, sebuah cerita yang berkembang sebagai penjelasan untuk kepercayaan populer bahwa orang-orang yang tergeletak di permukaan tanah lebih aman dari sambaran petir daripada orang-orang yang sedang berdiri.[29] Di Älghult di Småland, adalah paling aman untuk membawa sepotong roti dan sepotong baja ketika pergi ke gereja dan kembali saat Yule. Alasannya adalah bahwa jika seseorang bertemu pengendara dengan topi berbingkai luas, seseorang harus melemparkan sepotong baja di depan dirinya, tetapi jika seseorang bertemu dengan anjingnya dulu, kita harus membuang potongan-potongan roti.
Catalunya (Spanyol): Count Arnau (el comte Arnau), legendaris dari Ripollès, Yang karena kejahatan dan kecabulannya dikutuk untuk menunggangi anjing-anjing selamanya sementara dagingnya dilahap api. Ia adalah subyek klasik nyanyian-nyanyian di Catalunya.[31]
Belanda: Wodan, Gait met de hunties/hondjes (Gait dan anjing-anjing kecilnya), Derk met de hunties/hondjes (Derk dengan anjing-anjing kecilnya), Derk met den beer (Derk dengan babi hutan/beruangnya), het Glujende peerd (Sang kuda bercahaya). Ronnekemère, Henske met de hondjes/Hänske mit de hond (Henske dengan anjing-anjing kecilnya), Berend van Galen (Beerneken van Galen, Bèrndeken van Geulen, Bommen Berend atau Beerneken, uskup Münster, Jerman).
Di seri buku komik Mike MignolaHellboy, dua versi dari Perburuan Liar mitos hadir. Di The Wild Hunt, sangpahlawan menerima undangan dari bangsawan Inggris untuk mengambil bagian dalam sebuah perburuan raksasa, "Wild Hunt", yang mereka sebut setelah legenda "Herne, dewa berburu".[42] Di King Vold, Hellboy bertemu dengan "King Vold, flying huntsman" yang sosoknya didasarkan pada cerita rakyat Norwegia "The Flying Huntsman (Headless King Volmer and His Hounds)".[43]
Dalam film, The Wild Hunt adalah drama horror Kanada tahun 2009 yang dibuat oleh direktur Alexandre Franchi. Serial MTVTeen Wolf menampilkan Wild Hunt sebagai penjahat utama dari paruh pertama musim 6. Ia mengarang legenda lebih lagi, mengklaim bahwa Perburuan Liar menghapus orang-orang dari keberadaan, dan orang-orang yang diambil oleh Perburuan Liar menjadi anggota setelah mereka dihapus dan dilupakan.[44] penulis asal Australia Tim Winton dengan bukunya 'The Riders', terpilih untuk Booker Prize, yang menyebutkan visi dari Wild Hunt untuk menjadi dasar 'Wild Hunt' sang karakter utama sendiri dalam cerita tersebut.[45]
Wild Hunt tampil di game RPGCD Project RED tahun 2015 The Witcher 3: Wild Hunt, yang didasarkan pada buku-buku populer oleh penulis Polandia Andrzej Sapkowski, setelah dirujuk selama kejadian dan kilas balik permainan Witcher 2.[46]
"Sejauh praktisi-praktisi spiritualitas alam menganggap, Wild Hunt menawarkan sebuah inisiasi kedalam alam liar dan pembukaan indra-indra; sebuah perasaan peleburan diri dalam konfrontasi dengan ketakutan dan kematian, sebuah pembukan kepada sebuah 'topan yang melewati hidup'. Singkatnya, bergabung dengan Hunt adalah suatu tawaran untuk memulihkan hubungan timbal balik dan harmoni antara manusia dan alam."
Berbagai praktisi Pagan kontemporer Wicca telah mengadaptasi cerita rakyat yang melibatkan Wild Hunt untuk menginspirasi ritual mereka sendiri. Dalam konteks mereka, pemimpin Wild Hunt adalah dewi Hecate. [52] antropolog Susan Greenwood menyediakan kesaksian dari salah satu ritual Wild Hunt yang dilakukan oleh grup Pagan modern di Norfolk pada akhir 1990-an, menyatakan bahwa mereka menggunakan mitologi ini "sebagai sarana untuk menghadapi kegelapan dari alam sebagai proses inisiasi."[52] Disebut sebagai "Wild Hunt Challenge" oleh orang-orang yang mengaturnya, kegiatan ini berlangsung saat Halloween dan melibatkan para peserta berjalan di sekitar hutan pada siang hari, dan mengulangi tugas tersebut kompetisi yang diwaktu pada malam hari, "untuk mendapatkan penguasaan atas suatu daerah dari daerah perburuan Gwyn ap Nudd". Jika berhasil menyelesaikannya, peserta tersebut dianggap telah mendapatkan kepercayaan dari roh kayu itu, dan mereka akan diizinkan untuk memotong kayu dari pohon-pohon tersebut yang dapat digunakan untuk membuat tongkat.[52] antropolog Rachel Morgain melaporkan sebuah "rekreasi ritual" Wild Hunt di antara tradisi Reklamasi Wicca di San Francisco.[53]
^"In the Middle Ages the wild hunt was also called Cain's hunt, Cain being another progenitor of the Wandering Jew": Venetia Newall, "The Jew as a witch figure", in Katharine Mary Briggs, and Newall, eds.
^The origin of this name is uncertain, and the reference to Asgard is reckoned to be a corruption by some scholars (a Dano-Norwegian misinterpretation).
^Neumann, Siegfried; Tietz, Karl-Ewald; Jahn, Ulrich (1999). Neumann, Siegfried; Tietz, Karl-Ewald, ed. Volkssagen aus Pommern und Rügen (dalam bahasa German). Bremen-Rostock: Edition Temmen. hlm. 407, 29ff. ISBN3-86108-733-2.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Jean-Claude Schmitt, Hantu di Tengah Usia: Hidup dan Mati di dalam Masyarakat abad Pertengahan (tahun 1998), ISBN0-226-73887-6 dan ISBN0-226-73888-4
Kris Kershaw, "Bermata Satu Allah: Odin dan Indo-Germanic Mannerbunde", Journal of Indo-Eropa Studi, (2001).
Carl Lindahl, John McNamara, John Lindow (eds.) Abad pertengahan cerita Rakyat: Panduan untuk Mitos, Legenda, Dongeng, Kepercayaan, dan Adat istiadat, Oxford University Press (2002), p. 432f. ISBN0-19-514772-3
Otto Höfler, Kultische Geheimbünde der Germanen, Frankfurt (1934).
Ruben A. Koman, 'Dalfser Muggen'. – Bedum: Profiel. – Dengan ringkasan dalam bahasa inggris, (2006).
Margherita Lecco, Il Motivo della Mesnie Hellequin nella Letteratura Medievale, Alessandria (Italia), Edizioni dell'orso, 2001