Vaksin polio
Vaksin polio adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit polio.[1] Terdapat dua jenis vaksin polio, yaitu vaksin yang berisi virus polio yang tidak aktif yang disuntikkan ke dalam tubuh atau vaksin berisi virus polio yang sudah dilemahkan yang diberikan lewat mulut.[1] Organisasi Kesehatan Dunia menganjurkan semua anak divaksinasi lengkap terhadap polio.[1] Kedua vaksin ini telah memberantas polio hampir di seluruh dunia[2][3] dan telah mengurangi jumlah kasus dari 350.000 pada tahun 1988 menjadi 22 saja pada tahun 2017.[4] Vaksin polio yang berisi virus yang sudah tidak aktif sangat aman untuk diberikan kepada pasien.[1] Kemerahan atau rasa sakit bisa muncul di tempat penyuntikkan.[1] Sementara itu, vaksin polio yang diberikan lewat mulut diperkirakan mengakibatkan dua hingga empat kasus poliomelitis kelumpuhan yang berkaitan dengan vaksin untuk setiap satu juta dosis yang diberikan.[1] Sebagai perbandingan, 5.000 dari satu juta orang yang terkena polio akan lumpuh.[5] Kedua vaksin ini aman untuk diberikan saat hamil dan untuk pengidap HIV/AIDS.[1] Vaksin polio pertama yang dikembangkan adalah vaksin polio yang berisi virus yang sudah tidak aktif.[1] Vaksin ini dikembangkan oleh Jonas Salk dan mulai digunakan pada tahun 1955.[1][6] Vaksin polio yang diberikan lewat mulut dikembangkan oleh Albert Sabin dan mulai digunakan secara komersial pada tahun 1961.[1][7] Vaksin ini masuk ke dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[8] Pada tahun 2014, biaya grosiran di negara berkembang berkisar pada angka 0,25 dolar Amerika per dosis untuk vaksin yang diberikan lewat mulut.[9] Di Amerika Serikat, biayanya berkisar antara $25 hingga $50 untuk vaksin yang disuntikkan.[10] Catatan kaki
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Polio vaccine. |