Uji protein metode Bradford dikembangkan oleh Marion M. Bradford pada tahun 1976.[1] Uji ini digunakan untuk menentukan konsentrasi protein dalam larutan menggunakan prosedur spektroskopi yang cepat dan akurat.[2].Reaksi bergantung pada komposisi asam amino dari protein yang diukur.
Prinsip
Uji protein metode Bradford merupakan suatu uji kolorimetri yang didasarkan pada absorbansi pergeseran dari zat warna Coomassie Brilliant Blue G-250. Zat warna Coomassie Brilliant Blue G-250 terdapat dalam tiga bentuk: anionik (biru), netral (hijau), dan kationik (merah).[3] Pada kondisi asam, pewarna akan berubah menjadi biru jika bereaksi dengan protein. Namun jika tidak ada protein yang terikat, maka warna larutan akan tetap coklat. Zat warna membentuk kompleks nonkovalen yang kuat dengan gugus karboksil protein denga kekuatan Van der Waals dan gugus amino melalui interaksi elektrostatik.[1] Selama pembentukan kompleks ini, bentuk merah pewarna Coomassie pertama kali menyumbangkan elektron bebasnya ke gugus terionisasi pada protein, yang menyebabkan gangguan bentuk asli protein, dan membuat kantung hidrofobiknya terbuka. Kantung-kantung ini dalam struktur tersier protein berikatan non-kovalen dengan daerah non-polar pewarna melalui interaksi ikatan gaya van der Waals yang memposisikan gugus amina positif di dekatnya dengan muatan negatif pewarna. Ikatan semakin diperkuat oleh interaksi ikatan antara keduanya yaitu interaksi ionik. Pengikatan protein menstabilkan bentuk biru pewarna Coomassie; dengan demikian jumlah kompleks yang terjadi dalam larutan merupakan ukuran untuk konsentrasi protein, dan dapat diperkirakan dengan menggunakan pembacaan absorbansi.
Referensi
^ abNinfa, Alexander J; Ballou, David P; Benore, Marilee (2008). Fundamental Laboratory Approaches for Biochemistry and Biotechnology. Wiley. hlm. 113.