Uji coba senjata nuklir di AustraliaBritania Raya melakukan 12 uji coba senjata nuklir besar di Australia antara tahun 1952 dan 1957 yang dilakukan di Kepulauan Montebello, Emu Field, dan Maralinga.[1] LokasiInggris melakukan pengujian di Samudera Pasifik di Pulau Malden dan Kiritimati yang pada saat itu dikenal sebagai Pulau Christmas (bukan Pulau Christmas di Samudera Hindia) antara tahun 1957 dan 1958.[2] Seluruh uji coba ini adalah ledakan di udara yang sebagian besar terjadi di atas permukaan air atau melayang beberapa ratus meter di atas tanah dengan balon.[2] Di Australia ada tiga lokasi. Pengujian dilakukan antara tahun 1952 dan 1957 dan sebagian besar dilakukan di permukaan tanah.[2] Sedangkan beberapa ratus buah uji coba skala kecil dilakukan di Lapangan Emu dan Maralinga antara tahun 1953 dan 1963.[3] Kepulauan Monte BelloDua proyek uji coba senjata nuklir terpisah terjadi di pulau-pulau tersebut, yang pertama adalah Operasi Hurricane dan yang kedua adalah Operasi Mosaic. Setelah ledakan Mosaic kedua, awan radioaktif yang seharusnya telah pergi dari lokasi, tertiup kembali oleh angin dan tidak diantisipasi oleh para ilmuwan Inggris.[4]
Emu FieldTes atom di Emu Field pada tahun 1953 dikenal sebagai Operasi Totem. Situs uji Emu Field ditinggalkan hanya beberapa jam setelah uji kedua dan terakhir, Totem 2.
MaralingaLokasi pengujian di Maralinga didirikan pada tahun 1955, dekat dengan dinding di sepanjang Jalur Kereta Api Trans-Australia. Karena perbekalan dapat dibawa ke lokasi melalui kereta api, hal ini lebih disukai daripada lokasi Emu Field. Sebanyak tujuh tes besar dilakukan di Maralinga. Baik pemerintah Federal maupun surat kabar Australia pada saat itu sangat mendukung tes tersebut.[6] Pada tahun 1952, Pemerintah Liberal mengesahkan undang-undang, Undang-Undang Pertahanan (Upaya Khusus) 1952, yang memungkinkan akses Pemerintah Inggris ke bagian terpencil Australia untuk melakukan uji coba senjata nuklir atmosferik. Masyarakat umum sebagian besar tidak mengetahui risiko dari program pengujian, berakar dari kerahasiaan tentang program pengujian dan terpencilnya lokasi pengujian. Sebelum ujian dimulai, Maralinga Tjarutja, pemilik tanah tradisional Aborigin, disingkirkan secara paksa.[7] Pangkalan udara di Woomera, 570 km jauhnya, yang telah digunakan untuk pengujian roket, pada awalnya digunakan sebagai pangkalan tempat pesawat diterbangkan untuk pengujian awan bom.[7]
Menurut Liz Tynan dari Universitas James Cook, uji coba Maralinga adalah contoh mencolok dari kerahasiaan yang ekstrem, tetapi pada akhir 1970-an terjadi perubahan yang drastis dalam cara media Australia meliput uji coba nuklir Inggris. Avon Hudson, seorang veteran atom yang berpartisipasi sebagai tentara Australia selama uji coba minor tahap akhir menjadi whistleblower terkemuka. Beberapa jurnalis investigasi yang cerdik muncul dan pengawasan politik menjadi lebih intens.[8] Pada Juni 1993, jurnalis New Scientist Ian Anderson menulis sebuah artikel berjudul "Britain's Dirty Deeds in Maralinga" dan beberapa artikel terkait.[9] Uji coba minorLebih dari satu dekade, 1953 hingga 1963, serangkaian "uji coba minor" menguji komponen bom atom dan hidrogen yang, dalam beberapa kasus, menggunakan bahan radioaktif dan beracun, seperti Plutonium, Berilium, dan Uranium. Sebagian besar uji coba kecil melibatkan ledakan konvensional untuk memetakan penyebaran radioaktif dan kontaminasi aset militer, struktur bangunan, dan boneka uji benturan. Uji coba minor Vixen A yang menyebarkan Plutonium di area yang luas dengan bahan peledak konvensional dianggap memiliki waktu paruh terpanjang dari setiap pengujian atau percobaan yang dilakukan di Australia.
OposisiOposisi terhadap uji coba senjata nuklir bermunculan sepanjang tahun 1950-an. Sebuah jajak pendapat pada tahun 1957 menemukan bahwa hampir separuh populasi menentang mereka.[10] DokumentasiBeberapa buku telah ditulis tentang pengujian senjata nuklir di Australia. Ini termasuk Britain, Australia and the Bomb, Maralinga: Australia's Nuclear Waste Cover Up dan My Australian Story: Atomic Testing: The Diary of Anthony Brown, Woomera, 1953. Pada tahun 2006 Wakefield Press menerbutkan Beyond Belief: the British Bomb Test: Australia's Veteran Speak Out oleh Roger Cross dan veteran dan whistleblower, Avon Hudson. Lihat jugaReferensi
Pranala luar
|