Tumpang gilir adalah cara bercocok tanam di mana satu bidang lahan ditanami dengan dua atau lebih jenis tanaman dengan pengaturan waktu panen dan tanam.[1] Pada sistem ini, tanaman kedua ditanam menjelang panen tanaman musim pertama.[1] Contohnya adalah tumpang gilir antara tanaman jagung yang ditanam pada awal musim hujan dan kacang hijau yang ditanam beberapa minggu sebelum panen jagung.[1] Penerapan teknologi tumpang gilir pada lahan kering yang selama hanya satu kali tanam dengan jagung maupun kacang hijau secara monokultur dapat memberi harapan peningkatan intensitas tanam dari satu kali tanam menjadi dua kali tanam.[2] Pelaksanaan tanam tumpang gilir antara jagung dan kacang hijau, adalah untuk memanfaatkan secara maksimal lahan dengan menanam kacang hijau atau kacang-kacangan bagi petani jagung dan menanam jagung terlebih dahulu bagi petani kacang hijau.[2] Pada intinya, prinsip utama dalam tumpang gilir adalah untuk meningkatkan intensitas tanam, guna meningkatkan persentase panen pada satu kesatuan luas lahan yang sama untuk meningkatkan produktivitas lahan.[2]
Referensi