Tumor kelenjar ludah atau yang akrab disebut tumor paratis adalah tumor ganas di salah satu kelenjar ludah. Tumor ini adalah yang paling umum terjadi dan biasanya letaknya tepat belakang telinga. Penyakit ini mempunyai banyak jenis, seperti mucoepidermoid carcinoma, adenocarcinoma, adenoid cystic carcinoma, dan lainnya. Tumor ini mempunyai tingkat progres yang sangat lambat sehingga membuat para penderitanya sering kali menunda untuk pengobatannya tumor ini sangat minim terjadi tercatat hanya terjadi 1:100.000 di seluruh dunia dan angka tersebut masih terbilang jarang sedangkan untuk di Indonesia sendiri hanya 2% saja dari angkat tersebut. Usia rata rata penderita kanker tersebut diusia 45 tahun dan para penderita diusia yang luar dari usia itu hanya 2% saja dan para penderita tomor ini yang paling sering ditemui dan sebagian besar penderitanya adalah perempuan yang meningkat di 3 dekade terakhir ini wanita yang kena kanker ini berbanding 2:3 dari pria.[1]
Dengan tingkat pertumbuhan yang lambat membuat banyak orang kurang waspada terhadap tumor ini dengan masa aborman yang tumbuh sangat cepat sehinggah tidak mampu dikoordinir dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus memicu pertumbuhan tersebut telah berhenti. Rusaknya kelenjar air liur atau dampak yang diderita oleh orang yang terkena tumor kelenjar ludah ini adalah nyeri rasa sakit akan ingin menelan serta rasa tiaknyaman dimulut dan tidak mampu mengenali rasa. Hal ini membuat menurunnya fungsi mulut dan rusaknya gizi dimulut menghilangnya rasa pada mulut dapat menurunkan nafsu makan pasien. Penurunan ini mengakibatkan berkurangnya asupan dan membuat energi pasien juga berkurang.[1]
Biasanya munculnya atau timbul bengkak di bagian leher, mulut, pipi, rahang yang menimbulkan rasa nyeri tak tertahankan yang tak kunjung sembuh terlihatnya perbedaan ukuran yang sangat terlihat antara pipi bagian kanan dan kiri. Munculnya cairan dari telinga dan sulit untuk membuka mulut serta rasa sakit saat ingin menelan menjadi beberapa gejala bagi penderita tumor kelenjar ludah.[1]
Referensi
- ^ a b c Rahman, Sukri (2021 Maret). "Karakteristik Klinis dan Patologis Pasien Tumor Parotis di RSUP Dr. M. Djamil Padang". JURNAL ILMU KESEHATAN INDONESIA. 2 (1): 85–86. doi:https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i1.307 .