Tuduhan palsu pelecehan seksual pada anakTuduhan palsu pelecehan seksual pada anak adalah tuduhan terhadap satu atau lebih individu yang mengklaim bahwa mereka telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak, padahal tidak ada pelecehan yang dilakukan oleh yang dituduh. Tuduhan semacam ini bisa diajukan oleh korban yang diduga atau oleh orang lain atas nama korban yang diduga. Penelitian mengenai tingkat tuduhan pelecehan anak yang tercatat pada tahun 1990-an menunjukkan bahwa tingkat keseluruhan tuduhan palsu pada waktu itu diperkirakan sekitar 10%.[1] TipeKetika bukti pendukung yang cukup tidak ada untuk menentukan apakah sebuah tuduhan itu benar atau salah, tuduhan tersebut digambarkan sebagai "belum terbukti" atau "tidak berdasar." Tuduhan yang dianggap palsu berdasarkan bukti yang menguatkan dapat dibagi menjadi tiga kategori:[1]
Tuduhan palsu dapat terjadi sebagai akibat dari kebohongan yang disengaja oleh penuduh atau secara tidak sengaja karena konfabulasi, baik yang muncul secara spontan karena penyakit mental.[2] PrevalensiPenolakan tuduhan pelecehan seksual anak oleh yang dituduh atau oleh orang lain adalah hal yang umum dan kenyataannya seringkali sulit diterima (meskipun penolakan semacam itu tidak seharusnya diartikan sebagai bukti dari rasa bersalah).[3] Tingkat pelaporan juga mungkin jauh lebih rendah daripada tingkat pelecehan yang sebenarnya karena banyak korban yang tidak mengungkapkan pelecehan yang mereka alami. Situasi ini bisa menyebabkan representasi berlebihan dari tuduhan palsu akibat perkiraan yang tidak akurat mengenai kasus pelecehan yang sebenarnya.[4] Dampak terhadap perubahan uji legal di Britania RayaPada tahun 2000, menurut organisasi Falsely Accused Carers and Teachers yang berfokus pada korban tuduhan palsu, ada 90% orang yang akhirnya dihukum untuk tuduhan pelecehan seksual anak , sedangkan hanya 9% untuk kasus pemerkosaan orang dewasa.[5] Di Inggris, semua kasus pengadilan pasca-1970 yang diakui otoritas menggunakan bukti disposisi "berkaitan dengan tuduhan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur."[6] Pada tahun 1991, keputusan Dewan Bangsawan Britania Raya secara signifikan menurunkan hambatan untuk penerimaan bukti fakta serupa mengenai disposisi untuk melakukan kejahatan.[7] Referensi
|