Transplantasi selaput bening mata atau keratoplasti adalah sebuah tindakan medis berupa penggantian selaput bening mata (kornea) yang dianggap sudah keruh diganti kornea baru yang didapat dari pendonor.[1] Tindakan tersebut ditempuh karena kornea keruh akibat dari terbentuknya jaringan parut, sebagai akibat penyakit atau luka pada kornea.[1] Kondisi keruh kornea tersebut mengakibatkan penderitanya mengalami gangguan penglihatan. Kekeruhan dapat terjadi pada bagian lapisan luar atau di seluruh tebalnya kornea.[1] Transpantasi selaput bening mata tersebut terbagi dalam dua tipe:
Transplantasi jenis keratoplasti lamelar, yaitu penggantian hanya lapisan luar kornea.[1] Dalam hal ini, yang diganti hanya lapisannya saja.[1]
Transplantasi jenis keratoplasti tembus, yaitu penggantian seluruh lapisan kornea, diperlukan kornea baru yang segar.[1]
Seiring perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran, transplantasi tersebut dimulai pada tahun 1905 dan berhasil.[2] Transplantasi pertama dilakukan di Amerika Serikat, kornea jarang dijahitkan di tempatnya atau dipertahankan di tempatnya dengan jahitan penguat ke sklera, bukan ke kornea.[2] Kemudian pada tahun 1950, transplantasi tersebut semakin meyakinkan karena keberhasilannya.[2] Dibutuhkan banyak pihak untuk mendukung keberhasilan ini, salah satunya adanya bank mata yang menampung donor kornea.[2] Dibutuhkan beberasa syarat, dilakukan dengan sangat hati-hati, dibutuhkan pemotongan kornea dari donor lebih besar dari ukuran kornea penerima (0.5 mm lebih besar).[2]