Transisi film

Perangkat penyuntingan video

Transisi film adalah teknik yang digunakan dalam proses pascaproduksi penyuntingan film dan video untuk menggabungkan adegan atau gambar. Teknik ini umumnya dilakukan melalui pemotongan standar ke gambar berikutnya. Dalam kebanyakan film, penggunaan berbagai jenis transisi lainnya juga diterapkan secara selektif, biasanya dengan tujuan menyampaikan nada atau suasana hati tertentu, menunjukkan perubahan waktu, atau membedakan berbagai bagian dari sebuah cerita. Jenis transisi ini mungkin termasuk lesap, L cut, memudar ke hitam (fade to black)), match cut, dan wipe.

Transisi gambar

Seorang penyunting film sedang bekerja pada tahun 1946.

Setiap film, baik yang live-action, dibuat dengan komputer, atau animasi tradisional yang digambar dengan tangan, terdiri dari ratusan gambar. Semua bidikan ini disatukan selama proses penyuntingan untuk membentuk sebuah film yang utuh yang dilihat oleh penonton. Transisi bidikan adalah teknik yang menghubungkan dua bidikan tersebut menjadi satu kesatuan. Teknik ini penting dalam menyajikan alur cerita yang koheren dan menarik, serta membantu dalam mengatur tempo dan ritme narasi film.[1]

Referensi

  1. ^ Bernard F. Dick (2010). Anatomy of Film - Sixth Edition. Bedford/St.Martin's. ISBN 978-0-312-48711-9. 

Templat:Penyuntingan film

Pranala luar

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41