Transendental secara harafiah dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan transenden atau sesuatu yang melampaui pemahaman terhadap pengalaman biasa dan penjelasan ilmiah.[1] Hal-hal yang transenden bertentangan dengan dunia material.[1] Dalam pengertian tersebut, filsafat transendental dapat disamakan dengan metafisika.[1] Bahkan Immanuel Kant menggunakan kata transendental ketika menyebut transendental aplikasi prinsip dasar dari pemahaman murni yang melampaui atau mengatasi batas-batas pengalaman.[1]
Dalam skolatisme, transendental bersifat superkategoris.[1] Dikatakan seperti itu karena cakupan hal transendental lebih luas daripada kategori-kategori tradisional dari filsafat skolastik yaitu forma atau bentuk dan materi, aksi, potensi, dsb.[1] Hal-hal transendental mengungkapkan ciri universal dan adiinderawi dari yang ada.[1] Tanda-tanda tersebut ditangkap melalui intuisi yang mendahului pengalaman apapun.[1]
Dalam filsafat neo-skolastik, transenden menunjukkan eksistensi yang mengatasi kegiatan berpikir, kesadaran, dan dunia. Sedangkan kata transendental menunjuk konsep yang karena sifatnya universal melampaui kategori-kategori atau tidak dapat diperas ke dalam satu kategori saja.[1] Konsep eksiten itu sendiri dan konsep mengenai atribut hakiki yang termasuk eksisten disebut sebagai transendental.[1]
Rujukan
- ^ a b c d e f g h i j Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. hlm. 1118-1122.