Tomi Kōra
Tomi Kōra (高良 とみ Kōra Tomi, 1 Juli 1896 – 17 Januari 1993) adalah seorang psikolog, feminis, aktivis perdamaian, dan politikus. Ia menerbitkan karyanya dengan nama Tomiko Kōra (高良 とみ Kōra Tomiko). Kehidupan dan karierKōra lahir dengan nama Tomi Wada[a] pada 1 Juli 1896 di Prefektur Toyama. Ia lulus dari Universitas Wanita Jepang dan belajar psikologi di Amerika Serikat di Columbia University dan Universitas Johns Hopkins. Pada 1922, ia diyakini menjadi wanita Jepang pertama yang meraih gelar dokterandes.[b] Disertasinya berjudul Sebuah Studi Eksperimen Kelaparan dalam Hubungannya dengan Aktivitas.[1] Ia kembali ke Jepang pada 1923 dan mengajar di Universitas Kekaisaran Kyoto—asisten profesor perempuan pertama di salah satu Universitas-Universitas Kekaisaran.[2] Kōra adalah anggota Gerakan Perdamaian Wanita Kristen Jepang, dan berkunjung ke Tiongkok. Disana pada Januari 1932 ia bertemu penulis Tiongkok Lu Xun dan Xu Guangping di sebuah toko buku yang dimiliki oleh Kanzō Uchiyama asal Jepang; tak lama setelah Lu Xun menulis sebuah puisi untuknya.[3] Kōra terpilih menjadi Kanselir dalam pemilihan Dewan Kanselir Jepang 1947 sebagai anggota Partai Demokrat. Ia beralih ke partai Ryokufūkai pada 1949, dan menjabat dalam Dewan Kanselir selama 12 tahun. 1952, ia ikut dalam Konferensi Umum UNESCO di Paris. Ia kemudian menghadiri Konferensi Ekonomi Sedunia di Moskwa[1] pada bulam Mei. Atas permintaan dari kedutaan besar AS, Kementerian Luar Negeri Jepang menolak mengeluarkan paspor-paspor kepada orang-orang yang ingin datang ke Uni Soviet; Kōra dan dua Kanselir lainnya[c] memutuskan untuk berkunjung ke Moskwa dengan melewati Paris, Kopenhagen, dan Helsinki. Mereka bertemu dengan wakil menteri Kementerian Perdagangan Luar Negeri Tiongkok Lei Rei-min dan diundang ke Beijing. Pada waktu itu, pemerintah Jepang tidak mengakui pengesahan pemerintah RRT.[4] Pada bulam Mei, ia mengunjungi Beijing sebagai anggota Dewan Komite Khusus Kanselir untuk Pemulangan Jepang Perantauan. Pertemuan tersebut merupakan puncak diplomatik, yang menghasilkan perjanjian dagang sektor swasta RRT-Jepang pertama (ditandatangani pada 1 Juni[4]) dan memutuskan untuk memulangkan orang Jepang yang pergi ke Tiongkok setelah akhir Perang Dunia II.[5] Baik pujian dan penentangan terhadap perjanjian dagang tersebut berasal dari para legislator Jepang.[6] Kōra menjalani empat hari sebagai tamu di Organisasi Wanita Zionis Internasional di Israel pada April 1960.[7] Kehidupan pribadiPada 1929, Kōra menikahi dengan psikiatris Takehisa Kōra[d] (1899–1896). Putrinya, penyair Rumiko Kōra, lahir pada 1932.[e] Kōra mempraktikan Quaker.[3] CatatanReferensi
Karya yang dikutip
|