Titilope Gbemisola Akosa |
---|
Lahir | Titilope Gbemisola Ngozi Akosa Lagos, Nigeria |
---|
Tempat tinggal | Lagos, Nigeria |
---|
Kebangsaan | Nigeria |
---|
Kewarganegaraan | Nigeria |
---|
Pekerjaan | Lawyer, Activist |
---|
Tahun aktif | 2004–sekarang |
---|
Dikenal atas | aktivisme |
---|
Karya terkenal | Centre for 21st Century Issues (C21st) |
---|
|
|
Titilope Gbemisola Akosa, yang lebih dikenal dengan nama Titilope Akosa, (lahir di Lagos, Nigeria) adalah seorang aktivis lingkungan, pengacara, pakar gender, dan juga aktivis hak asasi manusia.[1] Ia juga berperan sebagai direktur eksekutif untuk organisasi yang ia dirikan, Centre for 21st Century Issues (C21). Selain itu, ia juga memimpin Firma Hukum Titi Akosa & Co Nigeria. Ia juga menjadi salah satu pembicara untuk Paris Climate Treaty dengan judul Towards a Gender Responsive Green climate fund in Africa pada 2015.[2][3][4][5][6][7]
Kehidupan pribadi
Titilope Ngozi Akosa lahir dan dibesarkan di Lagos, Nigeria. Pada usia dini, ia menghadiri pendidikan sekolah dasar dan menengah di Negara Bagian Lagos. Ia kemudian mendaftar ke Universitas untuk pendidikan pasca-sekolah menengahnya. Akosa lulus dari Lagos State University Nigeria di mana ia memperoleh gelar sarjana Hukum (LL.B) dan Barrister-at-Law (BL) dari Nigerian Law School pada 1992 dan Magister Hukum (LL.M) dari University of Lagos Nigeria pada 1996. Akosa adalah seorang praktisi hukum litigasi perdata dan pidana dan juga seorang aktivis Hak Asasi Manusia yang aktif.[8]
Karier
Akosa memulai kariernya sebagai pengacara setelah lulus dan kemudian membuka firma hukum bernama Titi Akosa & Co dengan beberapa rekannya yang lain, ia menjabat sebagai kepala dan pelatih konsultan hukum tentang manusia dan hak-hak perempuan, gender dan perubahan iklim. Selain itu, Akosa juga mendirikan organisasi Centre for 21st Century Issues (C21).[9]
Akosa juga berpartisipasi dalam proyek oleh Aliansi Internasional Masyarakat Adat Suku dari Hutan Tropis pada sebuah program yang diberi tag Proyek Jaringan Adat untuk Perubahan (IPNC), di mana dia memantau dan mengamati proses GEF dan bagaimana mereka berhubungan dengan Penduduk Asli. Ia mengatakan bahwa partisipasinya dalam program IPNC telah membuatnya sebagai pakar tentang isu-isu adat di Afrika Barat.[10][11]
Dia mengadvokasi hak pendidikan anak perempuan di Nigeria dan bahwa pemerintah Nigeria harus melakukan semua yang diperlukan untuk mengamankan pembebasan gadis Chibok dan Dapchi yang hilang yang diculik oleh Boko Haram.[12]
Referensi