Tingkat panas pembangkitan kotor adalah salah satu parameter yang digunakan untuk menentukan besarnya panas yang masuk ke dalam boiler pembangkit listrik. Nilai panas ini berguna dalam menentukan nilai energi listrik yang dihasilkan pada terminal generator listrik. Tingkat panas pembangkitan kotor umumnya mengabaikan pengaruh daya listrik tambahan. Syarat yang diperlukan dalam perhitungan ada tiga. Syarat pertama adalah perpindahan panas harus mampu mengubah air umpan menjadi uap. Selanjutnya, uap harus mampu berubah menjadi uap panas. Sedangkan syarat ketiga adalah adanya proses pemanasan ulang dari uap yang keluar dari turbin bertekanan tinggi. Kuantitas panas ditentukan oleh desain pembangkit uap. Panas harus berkumpul pada permukaan unit pembangkit uap. Faktor-faktor yang diperhitungkan dalam perhitungan tingkat panas pembangkitan kotor meliputi 4 jenis faktor, yaitu tingkat panas, daya listrik keluaran, panas masuk dan efisiensi boiler. Tingkat panas terbagi menjadi dua yaitu tingkat panas pembangkitan bersih dan tingkat panas turbin bersih. Daya listrik keluaran terbagi menjadi tiga jenis yaitu daya listrik keluaran pembangkit listrik, daya listrik keluaran turbin, dan daya listrik tambahan. Sedangkan panas masuk dibagi dua menjadi panas masuk ke boiler dan panas masuk ke siklus turbin.[1]
Lihat pula
Referensi
- ^ Cahyadi, ed. (2015). PLTU Batu Bara Superkritikal yang Efisien (PDF). Tangerang Selatan: Balai Besar Teknologi Energi. hlm. 51–52. ISBN 978-602-1124-94-9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-11-01. Diakses tanggal 2021-04-11.