The Great Dictator |
---|
Charlie Chaplin saat memerankan Adenoid Hynkel |
Sutradara | Charles Chaplin |
---|
Produser | Charles Chaplin |
---|
Ditulis oleh | Charles Chaplin |
---|
Pemeran | Charlie Chaplin Paulette Goddard Jack Oakie |
---|
Penata musik | Charles Chaplin Meredith Willson |
---|
Sinematografer | Karl Struss Roland Totheroh |
---|
Penyunting | Willard Nico Harold Rice |
---|
Perusahaan produksi | |
---|
Distributor | United Artists |
---|
Tanggal rilis |
- 15 Oktober 1940 (1940-10-15) (New York)
- 07 Maret 1941 (1941-03-07)
|
---|
Durasi | 124 menit[1] |
---|
Negara | Amerika Serikat |
---|
Bahasa | Inggris Esperanto |
---|
Anggaran | US$2 Juta |
---|
Pendapatan kotor | $2,000,000[2] |
---|
The Great Dictator (Diktator Agung) merupakan sebuah film epik hitam-putih pada tanggal 15 Oktober 1940. Dirilis ketika Perang Dunia Kedua mulai berkecamuk dan ketika Adolf Hitler sendiri sedang meniti jalan untuk mencapai puncak kejayaannya, The Great Dictator sukses memparodikan peristiwa tersebut. Plesetan-plesetan pun digunakan di dalamnya: Adenoid Hynkel untuk Adolf Hitler, negara Tomainia untuk Jerman, lambang tanda silang dobel yang menggantikan lambang swastika Nazi, Benzino Napaloni untuk Benito Mussolini, dan lain sebagainya. Parodi yang digunakan Chaplin tidaklah parodi yang bersifat kasar atau asal melucu, melainkan parodi yang memiliki kelasnya tersendiri alias elegan.
Charlie Chaplin memerankan tokoh rekaan Adolf Hitler, sang diktator fasis yang kejam. Di dalam plot cerita pula, Chaplin juga sekaligus memerankan seorang tukang cukur keturunan Yahudi, merepresentasikan wajah rakyat jelata yang lugu. Karakteristik keduanya yang sangat kontras ini dilibatkan ke dalam satu alur cerita dengan kisahnya masing-masing. Lihatlah parodinya: saat Hynkel yang bertindak semaunya sendiri dengan memberangus orang-orang Yahudi dan sangat ambisius untuk menguasai seluruh dunia, namun berubah menjadi pribadi yang tampak bodoh dan konyol, yaitu saat adegan Hynkel bermain-main sendiri dengan bola dunia, atau adegan saat Hynkel berpidato dalam bahasa Jerman yang “sangat Hitler”. Atau ketika si tukang cukur yang mencukur tuannya (sekaligus menari) sambil mengikuti irama musik Hungarian Dance No. 5 karya Johannes Brahms. Melihat adegan-adegan tersebut, rasanya pada zaman sekarang pun masih relevan parodi-parodi tersebut. Membuktikan bahwa parodi dalam The Great Dictator merupakan parodi yang memang berkelas.
Film berdurasi 124 menit yang dibuat satu tahun sebelum tentara Amerika Serikat mengikuti Perang Dunia Kedua ini seakan-akan mampu memberikan dampak propaganda kepada pemerintah AS untuk segera bergerak melawan Nazi Jerman. Film komedi drama ini adalah satire bagi Nazi Jerman yang ingin menguasai dunia dengan cara brutal. Sehingga pesan yang ingin disampaikan jelas: perdamaian. Akhir dalam film menegaskan hal itu. Pertukaran posisi antara si tukang cukur dan si diktator menjadi inti cerita dari The Great Dictator, bahwa diktator yang besar bukanlah diktator yang angkuh, kaku, kejam, penuh kebencian, dan tidak toleran. Diktator yang “besar” dalam artian memilih untuk menghentikan perang, memberi kebebasan bagi individu, berperikemanusiaan, dan menyatukan umat manusia dalam persaudaraan.
Referensi
|
---|
Produksi Mack Sennett | |
---|
Produksi studio Mutual | The Floorwalker, The Fireman, The Vagabond, One A.M., The Count, The Pawnshop, Behind the Screen, The Rink, Easy Street, The Cure, The Immigrant, The Adventurer |
---|
Film masa putar standar | Tillie's Punctured Romance, The Kid, A Woman of Paris, The Gold Rush, The Circus, City Lights, Modern Times, The Great Dictator, Monsieur Verdoux, Limelight, A King in New York, A Countess from Hong Kong |
---|
Film lain | |
---|
Lawan main tetap | |
---|
Buku | |
---|
Lagu | |
---|
Teater musikal | |
---|