Terang Bulan adalah sebuah lagu Indonesia yg diadaptasi dari sebuah lagu yang populer berjudul "La Rosalie".
La Rosalie
"La Rosalie" digubah oleh Pierre-Jean de Béranger (1780-1857), seorang musisi berkebangsaan Prancis. Lagu tersebut kemudian menjadi melodi yang sangat terkenal dan menjadi lebih populer pada wilayah pulau Mahé di Seychelles. Popularitas lagu tersebut sampai melintasi lautan Hindia dan mencapai wilayah nusantara pada awal abad 20. Pada tahun 1888, lagu tersebut digunakan sebagai lagu kebangsaan negara bagian Perak, "Allah Lanjutkan Usia Sultan", selama masa pendudukan Raja Edward VII.
Lagu tersebut pertama kali digunakan sebagai lagu kebangsaan Perak ketika Sultan Idris dari Perak diundang oleh Ratu Victoria ke London pada tahun 1888, setahun setelah dinobatkan sebagai Sultan. Sultan ditemani oleh Sir Hugh Low (Residen Inggris di Perak) dan Raja Mansur (putra tertua Sultan Abdullah Muhammad Shah II Habibullah) sebagai perwira pembantu kala itu. Ketika kapal merapat di Southampton, seorang perwakilan pemerintah Inggris mendekat dan meminta kepada Raja Mansur untuk memberikan musik lagu kebangsaan negara bagian Perak sehingga bisa dimainkan ketika Yang Mulia diberi sambutan. Raja Mansur menganggap bahwa akan sangat tidak bermartabat jika menjawab bahwa Perak belum memiliki lagu kebangsaan dan menjawab bahwa notasi musik tersebut tidak sedang dibawa, maka hanya dapat menyenandungkannya saja jika ada yang dapat mencatat notasinya. Ketika pimpinan band yang akan tampil tiba, Raja Mansur kemudian menyenandungkan sebuah lagu yang pernah ia dengar dari wilayah Seychelles. Setelah itu, Raja Mansur kemudian mendatangi Sultan untuk melaporkan apa yang telah terjadi, dan ketika mereka tiba di Istana Buckingham, Raja Mansur mengingatkan Sultan agar menampilkan sikap hormat seolah-olah lagu yang akan dimainkan tersebut adalah lagu kebangsaan Perak sendiri.[1] Lagu tersebut kemudian resmi diadaptasi oleh negara bagian Perak sebagai lagu kebangsaan, "Allah Lanjutkan Usia Sultan".
Nada yang sama kemudian diperkenalkan oleh "Indonesian Bangsawan" (Opera), yang sedang mengadakan pementasan di Singapura pada tahun 1920. Dengan serta-merta, melodi tersebut kemudian menjadi sangat terkenal dan kemudian dinamai "Terang Bulan". Terpisah dari perannya sebagai lagu kebangsaan negara bagian Perak, "Terang Bulan" dengan segera menjadi lagu tembang "evergreen", yang sering ditampilkan pada pesta-pesta, kabaret-kabaret, dan dinyanyikan oleh begitu banyak orang pada tahun 1920-an hingga 1930-an. (Namun setelah kemerdekaan Malaysia dari Inggris pada 1957 dan lagu "Allah Lanjutkan Usia Sultan" diadaptasi sebagai lagu kebangsaan negara Malaysia dengan judul "Negaraku", lagu tersebut tidak dimainkan secara bebas lagi dan penggunaannya telah diatur oleh undang-undang.) Lagu "Terang Bulan" juga diadaptasi menjadi sebuah lagu bernuansa Hawaii, "Mamula Moon" pada tahun 1947 oleh band "Felix Mendelssohn and his Hawaiian Serenaders".
Lirik
Terang bulan
Terang bulan di kali
Buaya timbul disangkalah mati
Jangan percaya mulutnya lelaki
Berani sumpah 'tapi takut mati
Jangan percaya orang lelaki
Berani sumpah dia takut mati
Waktu potong padi di tengah sawah
Sambil bernyanyi riuh rendah
Memotong padi semua orang
Sedari pagi sampai petang
Waktu potong padi di tengah sawah
Sambil bernyanyi riuh rendah
Bersenang hati sambil bersuka
Tolonglah kami bersama sama
• Terang Bulan oleh Rudy Van Dalm salah satu personel band Indonesia diakhir tahun 1940-an [2][3]
Referensi
"7.3.3 Lagu Kebangsaan" from Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah Sejarah Tingkatan 5 (Buku Teks)Dewan Bahasa & Pustaka 2003
Sumber
https://web.archive.org/web/20010805172415/http://www.geocities.com/blimbin_hilversum/