Teori teks dan percakapan adalah teori yang berasal dari cabang ilmu komunikasi yang memberikan gambaran tentang bagaimana sebuah organisasi terbentuk karena adanya komunikasi.[1] Secara sederhana, komunikasi menjadi penentu bagaimana sebuah organisasi itu dibentuk. Komunikasi menjadi bagian dalam organisasi sebab tanpa adanya komunikasi organisasi tidak akan terbentuk. Teori teks dan percakapan menempatkan inti dari komunikasi dan hal ini bersifat potsulat atau berupa asumsi dalil yang kebenarannya tidak perlu dibuktikan. Proses komunikasi yang dapat membentuk sebuah organisasi berdasarkan teori teks dan percakapan bukan hanya terbentuk atas dasar pengaruh kausalatif namun organisasi terbentuk oleh komunikasi yang dibangun secara mendalam baik secara individu antar individu maupun kelompok dengan kelompok. Teori ini tidak diciptakan untuk menjelaskan bagaimana komunikasi itu ada. Teori ini memberikan kerangka kerja untuk pemahaman yang lebih baik tentang komunikasi organisasi.[2]
Komunikasi adalah fondasi sebuah organisasi.[3] Sebab tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak akan pernah ada. Sebab organisasi dapat definisikan juga sebagai hasil dari porses komunikasi apapun konteksnya. Hal ini bermula dari satu individu yang mendiskusikan tujuan, keyakinan, rencana serta ide-ide lainnya. Para komunikator berhasil mencapainya melalui pengembangan, penerjemahan, dan penyampaian. Mereka mengusulkan mekanisme komunikasi ini melalui "teks" dan "percakapan".
Definisi
Landasan teori ini merupakan sebuah konsep dari teks dan percakapan. Interaksi merupakan isi dari teks tersebut atau segala sesuatu yang kita ucapkan ketika sedang berintraksi. Teks merupakan sesuatu yang memiliki makna dan dibuat oleh seorang individu atau kelompok tertentu baik dalam bentuk komunikasi tatap muka maupun eletronik.
Percakapan merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan dua orang atau lebih meliputi pertukaran sebuah interaksi dalam proses komunikasi.Teks dan percakapan bersifat timbal balik sebab dalam sebuah percakapan membutuhkan teks begitu juga agar teks tersebut dapat tersampaikan dibutuhkan sebuah percakapan.Sebuah teks dan percakapan baiknya memiliki konteks agar efektif serta perlu adanya sebuah wacana meliputi awalan , tengah dan akhiran dengan menggunakan tanda baca. Komunkasi dapat terjadi ketika teks yang memiliki makna digabungkan dengan sebuah percakapan.
Taylor menyampaikan proses ini adalah proses penerjemahan: penerjemahan teks ke percakapan dan penerjemahan percakapan ke teks.[2]
Teori para ahli
Teori teks dan pecakapan diperkenalkan oleh James R. Taylor pada 1996 bersama Francois Corren, Giroux dan Robichaud. Kemudian pada tahun 1999 teori tersebut di eksplorasi lebih lanjut. Taylor menempatkan komunikasi pada inti sebuah organisasi. Ia lahir pada tahun 1928 dan merupakan profesor Emeritus di Departemen Komunikasi Université de montréal yang ia dirikan pada 1970 an. Taylor membentuk teks asli dan teori percakapan. Garis pemikiran ini kemudian dikenal sebagai "Sekolah Montreal" dari komunikasi organisasi, kadang-kadang disebut sebagai TMS, dan telah diakui sebagai teori asli oleh penulis seperti Haridimos Tsoukas, Linda Putman, dan Karl E. Weick.
Taylor berkata, "...organisasi muncul dalam komunikasi, yang dengan demikian memberikan tidak hanya situs penampilannya kepada para anggotanya, tetapi juga permukaan di mana para anggota membaca arti organisasi bagi mereka." Taylor berpendapat bahwa komunikasi adalah "situs dan munculnya organisasi".[2]
Referensi
- ^ "Conversation Theory - Gordon Pask". web.cortland.edu. Diakses tanggal 2022-02-08.
- ^ a b c Miller, Katherine (2005). Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts (dalam bahasa Inggris). McGraw-Hill Companies,Incorporated. ISBN 978-0-07-293794-7.
- ^ Taylor, Shirley (1999). Communication For Business (dalam bahasa Inggris). Pearson. ISBN 978-81-7808-115-1.