Teori kontrol sosialTeori kontrol sosial merupakan salah satu teori tentang bagaimana sebuah bahasa hadir dan dapat dipergunakan oleh makhluk hidup. Teori Kontrol Sosial ini diajukan oleh Grace Andrus de Laguna dalam bukunya Speech : Its Function and Development [1]. Teori ini mengungkapkan bahwa kerja sama manusia yang sangat memungkinkan adalah medium ujaran[2]. Menurut Laguna, Ujaran adalah suatu medium yang dapat memungkinkan manusia untuk saling bekerja sama[3]. Dengan hadirnya berbagai perubahan dalam kehidupan sosial, maka dibutuhkan adanya pengembangan suatu alat kontrol sosial yang dapat memfasilitasi hal tersebut. Bahasa menjadi salah satu upaya yang mengkoordinasi dan menghubungkan macam-macam kegiatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Bahkan, bahasa mampu menjadikan manusia lebih teratur dan tertib. Kompleksitas hidup yang semakin bertambah mendorong terciptanya kebutuhan akan kerja sama yang lebih kompak. Keamanan kelompok semakin bergantung pada solidaritas kelompok. Perubahan dalam kondisi sosial ini memerlukan pula pengembangan suatu alat kontrol sosial yang lebih efektif. Alat kontrol sosial yang paling ampuh untuk menjalin kerja sama dan mengikat solidaritas adalah bahasa[4]. Laguna kemudian membandingkan pemakaian bunyi-bunyi vokal manusia primitif dengan dengan bunyi yang digunakan pada saat ini. Dalam hal ini, Laguna sependapat dengan Jespersen, seorang filolog Denmark, yang menyatakan bahwa permainan vokal adalah unsur yang penting pada waktu timbulnya bahasa. Teori permainan vokal juga termasuk teori lahirnya bahasa. Pencetus teori permainan vokal, yakni, Jespersen menyatakan bahwa bahasa manusia pada mulanya berwujud dengungan dan senandung yang tidak berkeputusan serta tidak mengungkapkan pikiran apa pun. Suara senandung tersebut mirip dengan orang-orang tua yang digunakan untuk membuai dan menyenangkan seorang bayi. Bahasa muncul sebagai permainan vokal. Organ ujaran mula-mula dilatih dalam permainan untuk mengisi waktu senggang. Selain teori kontrol sosial dan teori permainan vokal, ada juga beberapa teori lainnya yang juga termasuk dalam teori kelahiran bahasa yang dikemukakan oleh para ahli seperti Sumarsono, Gorys Keraf, Azhar Umar dan Subyakto-Nababan. Referensi
|