Gedung kesenian Tempat pertunjukan teater duka cita (Takziah) Pusat pertunjukan milik kerajaan
Konstruksi
Dibuka
1873
Ditutup
1933
Dihancurkan
1946
Arsitek
Hossein-Ali Mehrin
Tekyeh Dowlat (bahasa Persia: تکیه دولت secara harfiah bermakna "Gedung Pertunjukan (Duka Cita) Negara") adalah sebuah bangunan pusat pertunjukan sekaligus gedung opera bernuansa religius milik keluarga kerajaan Dinasti Qajar yang terletak di pusat kota Teheran, Iran.[1] Tekyeh Dowlat hanyalah salah satu dari sekian banyak tekyeh yang dibangun di Iran. Berdasarkan tradisi Syiah yang berkembang di Iran, umumnya tekyeh dibangun sebelum bulan Muharram untuk penggunaan sementara.[2] Setelah Muharram berakhir, bangunanya akan dirobohkan. Namun, Tekyeh Dowlat adalah pengecualian. Tekyeh yang paling terkenal di antara semua tempat pertunjukan teater duka cita ini dibangun secara permanen.[2] Antara 1873 hingga penghancurannya tahun 1947, bangunan ini adalah salah satu simbol terpenting Kota Teheran.[3]
Sejarah
Tekyeh Dowlat dibangun di kompleks Istana Golestan dan terletak di sebelah tenggara bangunan utama.[4] Proyek gedung operasi nasional ini dimulai pada 1867 (sebagian menyebutnya 1868) dan selesai pada 1873.[5] pembangunannya merupakan perintah Sháh Naser al-Din.[6]Tekyeh ini dibangun di atas situs Síyáh-Chál, salah satu penjara bawah tanah terburuk di Iran yang sudah ditimbun. Disebutkan bahwa Sháh Naser al-Din memang sengaja membangun Tekyeh Dowlat ini untuk pertunjukan duka cita semata. Inspirasi untuk membangun pusat pertunjukan milik negara ini terjadi setelah Shah mengunjungi Royal Albert Hall di Kensington, London.[2] Asadi, Aminpoor, dan Mansurian (2017) mengemukakan bahwa berdasarkan temuan mereka dan temuan beberapa penelitian lain, Tekyeh Dowlat mengandung unsur-unsur arsitektur Iran serta pengaruh arsitektur Eropa.[7]
Pada saat penyelesaiannya, bangunan ini dapat menampung lebih dari 4.000 pengunjung.[8] Para pengunjung dari Eropa memberikan kesaksian bahwa bangunan ini sangat megah dan tidak kalah bila dibandingkan dengan bangunan-bangunan opera di Benua Biru tersebut..[9] Dipercaya bahwa Samuel Greene Wheeler Benjamin yang merupakan seorang diplomat Amerika Serikat yang diutus ke Persia menyandingkan kemegahan tekyeh ini dengan Arena Verona, salah satu amfiteater peninggalan Romawi yang paling masyhur.[1]
Kejatuhan Dinasti Qajar dan pergantian rezim membuat negara mulai menelantarkan Tekyeh Dowlat yang sebelumnya merupakan pusat perayaan duka cita Muharram (takziah).[10] Dinasti Pahlavi kemudian menjadikan tekyeh sebagai balai tempat memamerkan produk-produk industri dan kerajinan lokal, hingga akhirnya ditutup melalui disahkannya Undang-Undang Anti Pertunjukan Duka Cita pada 1933. Sejak saat itu Tekyeh Dowlat kehilangan statusnya sebagai monumen penting di ibu kota Persia.
[11] Pada 1947 bangunan ini dihancurkan dan sebuah bank kemudian dibangun di atasnya.[12] Sumber lain menyebutkan bahwa di atas reruntuhan tekyeh dibangun rumah bagi birokrat kelas atas Persia.[5] Penghancuran tekyeh ini diduga berkaitan dengan usaha modernisasi Teheran pada tahun-tahun awal masa pemerintahan Dinasti Pahlavi. Bangunan dan simbol (monumen) apa pun yang memiliki kaitan dengan Islam dan dianggap terbelakang dihancurkan, tak terkecuali Tekyeh Dowlat.[5] Pada 1954, komunitas Baháʼí Persia membeli lokasi bekas bangunan tekyeh ini.[13] Pembelian oleh komunitas Baháʼí disebabkan penghargaan komunitas tersebut terhadap situs yang mereka beli tersebut, yang merupakan lokasi wahyu Tuhan pertama kali di terima oleh Bahá'u'lláh tatkala tempat itu masih berupa penjara bawah tanah.
Signifikansi
Pembangunan Tekyeh Dowlat menunjukkan bahwa pada masa Dinasti Qajar, pertunjukan duka cita merupakan hal yang sangat penting.[2] Tak hanya itu, kehadiran tekyeh ini dapat dipandang sebaga upaya untuk mengembangkan khazanah arsitektur Iran dengan cara mengenalkan tipe bangunan baru, yakni gedung opera religius sebagai tempat yang layak untuk menyelenggarakan pertunjukan duka cita. Sayang sekali, perkembangan khazanah arsitektur Iran modern harus terhenti saat Dinasti Pahlavi menghancurkan Tekyeh Dowlat dan puluhan bangunan peninggalan Dinasti Qajar lainnya.[2] Meskipun beralasan untuk memajukan Kota Teheran, Shah Reza diduga hanya ingin menghapus simbol-simbol dari dinasti lama dari ingatan masyarakat karena banyak bangunan yang sebenarnya tidak pelru dihancurkan apabila memang ingin memodernisasi Teheran.[14]
Relaksasi Kontrol Sosial
Sejak lama Persia dikenal dengan kontrol sosial yang ketat. Kontrol sosial ini dilakukan salah satunya dengan menggunakan nilai-nilai agama. Hal ini menyebabkan masyarakat tidak memiliki sarana hiburan dan menjadi stress. Pada bulan Muharram, relaksasi kontrol sosial yang ketat ini akan sedikit dikendurkan. Masyarakat Teheran khususnya, dapat menjadikan area Tekyeh Dowlat sebagai ajang penghiburan diri dengan dibalut jubah dan kegiatan-kegiatan keagamaan.[15]
^ abcdeNejad, Reza Masoudi (2018). The Rite of Urban Passage: The Spatial Ritualization of Iranian Urban Transformation. Berghahn, New York. hlm. 43. ISBN9781785339776.
^Amin, Saber; Aminpoor, Ahmad (2017). "Comparative Studies of Tekyeh Dowlat in Tehran and Royal Albert in London". The Monthly Scientific Journal of Bagh-E-Nazar Research Center (NRC) for Art, Architecture & Urbanism. Bagh-E-Nazar Research Center (NRC) for Art, Architecture & Urbanism. 14 (54): 21–32.Parameter |last 3= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |first 3= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^Chelkowski, Peter (2010). "Identification and Analysis of the Scenic Space in Traditional Iranian Theatre". Eternal Performance: Ta'ziyeh and Other Shiite Rituals. India: Seagull. hlm. 92–105. ISBN978 1 9064 9 751 4.
^"TA'ZIA". Encyclopedia of Iranica. Diakses tanggal 2010-06-15.
^Abdullah, Mostowfi (2015). Sharhi zendegani man: Tarikhi ejtemaei va edari doare-ye Qajar (Kisah Hiduku: Sejarah Birokrasi dan Masyarakat Dinasti Qajar). Hermes Publication, Teheran. hlm. 290-296.
^Chavosian, Sana (2009). "Secular Atmospheres: Unveiling and Urban Space in Early 20th Century Iran". Historical Social Research. GESIS Leibniz-Institute für Sozialwissenschaften. 44 (3): 197. doi:10.12759/hsr.44.2019.3.180-20.Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^The Bahá'í Faith, 1844-1963: Information, Statistical and Comparative Including the Achievements of the Ten Year International Bahá’í Teaching and Consolidation Plan, 1953-1963. 1963. hlm. 31.Parameter |first1= tanpa |last1= di Authors list (bantuan)
^Nejad, Reza Masoudi (2018). The Rite of Urban Passage: The Spatial Ritualization of Iranian Urban Transformation. Berghahn, New York. hlm. 44. ISBN9781785339776.
^Nejad, Reza Masoudi (2018). The Rite of Urban Passage: The Spatial Ritualization of Iranian Urban Transformation. Berghahn, New York. hlm. 145. ISBN9781785339776.