Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Pulau Banggai adalah salah satu pulau di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan, provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Pulau ini terletak di selatan pulau Paleng di utara Salue Besar dan di timur laut pulau Labobo. Pulau Banggai dikenal dengan potensi gas alamnya. Di sebelah tenggara Pulau Banggai, terdapat Sula Platform yang terbentuk bersamaan dengan Pulau Banggai.
Keunikan dari pulau ini adalah kesamaan formasi batuan di wilayahnya dengan wilayah Kalimantan Timur, namun berbeda dari formasi batuan di Sulawesi pada umumnya, terpisahkan oleh sesar naik yang membentang di Sulawesi lengan timur. Pada umumnya, Sulawesi tersusun atas litologi batuan vulkanik seperti piroklastik maupun batuan beku dikarenakan lokasinya yang dekat dengan deret gunung api Sangihe. Namun, Sulawesi bagian timur dan Pulau Banggai memiliki litologi batuan metamorf. Umur litologi dari kedua daerah di dua sisi sesar tersebut juga berbeda. Sebagaimana yang telah dijelaskan di subbab sebelumnya, hal tersebut terjadi karena wilayah Sulawesi Timur dan Pulau Banggai dahulunya terpisah jauh dari wilayah lain Sulawesi. Dimana kedua daerah tersebut merupakan mikrokontinen dari wilayah Australia. Pulau Banggai bergerak dari selatan akibat gerakan lempeng Indo-Australia yang menabrak Sunda Cratons dan Lempeng Filipina, lantas bergerak secara rotasi dan bergabung dengan Pulau Sulawesi. Rekonstruksi pergerakan Sulawesi Timur dan Pulau Banggai ini dapat dilakukan melalui beberapa kajian, salah satunya adalah pengamatan peta multibeam bathymetri. Melalui peta tersebut, akan diperoleh kenampakan lineamen-lineamen (kelurusan) yang dapat merepresentasikan pergerakan struktur geologi di wilayah tersebut.
Referensi
Hamilton, W.1979.Tectonics of the Indonesian region.U.S. Geol.Surv. Prof. Pap.,1078,345.
Kaharuddin, dkk. 2011. PERKEMBANGAN TEKTONIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP POTENSI GEMPA DAN TSUNAMI DI KAWASAN PULAU SULAWESI. PROCEEDINGS JCM MAKASSAR 2011, The 36th HAGI and 40th IAGI Annual Convention and Exhibition.