Tebokan
Tebokan atau kulit drum (bahasa Inggris: Drumhead) adalah membran yang menutupi satu atau kedua ujung drum atau gendang yang terbuka. Tebokan dapat dipukul dengan stik, mallet, atau tangan, sehingga bergetar dan bunyinya beresonansi melalui drum. Selain pada alat musik perkusi, tebokan juga digunakan pada beberapa instrumen senar, terutama banjo. SejarahTebokan awalnya terbuat dari kulit binatang dan pertama kali digunakan pada awal sejarah manusia, jauh sebelum pertama kali dicatat.[1] Kata bahasa Inggris drumhead pertama kali muncul dalam bahasa Inggris pada tahun 1580, dalam tulisan prajurit Thomas Churchyard, yang menyebutkan berbunyi: "Dice plaie began ... on the toppe of Drommes heddes".[2] Pada tahun 1956, Chick Evans menciptakan tebokan dari plastik. Tebokan dari poliester lebih murah, lebih tahan lama, dan kurang sensitif terhadap cuaca dibandingkan kulit binatang. Pada tahun 1957, Remo Belli dan Sam Muchnick bersama-sama mengembangkan tebokan polimer (juga dikenal sebagai Mylar) yang mengarah pada lahirnya produsen tebokan Remo.[1] Meskipun tebokan kini banyak terbuat dari plastik, penabuh tambur tradisional, seperti korps tambur-suling atau bregada menggunakan tebokan yang terbuat dari kulit binatang demi akurasi sejarah. Tebokan kulit juga populer di kalangan musisi jazz, orkestra, dan genre musik populer awal karena preferensi mereka terhadap suara dan instrumen yang sesuai dengan zamannya.Tebokan binatang biasa digunakan pada sebagian besar drum tangan, termasuk kendang, djembe, frame drum, bongo, dan konga, dan juga beberapa banjo. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan mulai memproduksi bahan sintetis untuk kulit drum tangan seperti konga, dan juga banjo. Penggunaan tebokan binatang asli juga mulai marak oleh pemain drum, dengan perusahaan-perusahaan seperti AK Drums, Buchler Trommelbau dan Kentville Drums atau Austrian Drumhead Company yang menawarkan tebokan dari kulit kambing, anak sapi, dan kanguru. Tebokan juga terbuat dari kevlar. Kevlar juga digunakan sebagai bahan tebokan untuk kirab irama.[3] Mesh headMesh head—tebokan yang biasanya terbuat dari anyaman bahan sintetis—banyak digunakan pada drum elektronik, karena memberikan sensasi bermain yang setara dengan tebokan tradisional.[4] Namun seiring berjalannya waktu, produsen mulai memproduksi mesh head untuk drum akustik, untuk menciptakan nuansa dan suara bermain yang sangat mirip dengan memainkan drum set tradisional, tetapi dengan volume yang jauh lebih rendah, sehingga cocok untuk berlatih di tempat ramai, atau bahkan untuk merekam menggunakan picu drum.[4] PenyetemanBlengker (penahan tebokan) drum dapat terbuat dari logam, kulit, kayu, atau bahan lain yang digunakan untuk menahan tebokan pada urung. Pada drum tradisional seperti kendang, blengker dikencangkan menggunakan tali (janget) dan suh (pengencang tali), sedangkan pada drumset modern, menggunakan sekrup (tension rod) yang dimasukkan melalui lubang pada blengker lalu disekrup pada pengencang yang disebut lug yang terpasang langsung pada urung.[5] Terdapat kunci khusus yang digunakan untuk sekrup pada lug.[6] PeredamanKadang-kadang, para pemain drum meredam drum mereka menggunakan pelapis tebokan khusus. Beberapa tebokan juga sudah diredam sejak diproduksi. Sementara itu, sebagian besar teknik peredaman dilakukan dengan peredam eksternal. Referensi
Pranala luar
|