TaxiBot merupakan traktor penarik pesawat semi-robotik tanpa awak yang dikembangkan oleh Divisi Lahav dari Israel Aerospace Industries. Traktor dapat menarik pesawat dari gerbang terminal ke titik lepas landas (fase taxi-out) dan menarik kembali ke gerbang setelah mendarat (fase taxi-in). TaxiBot menghilangkan penggunaan mesin pesawat selama fase taxi-in dan sampai sebelum segera lepas landas selama fase taxi-out, secara signifikan mengurangi pemakaian bahan bakar pesawat dan risiko serpihan benda asing.[1] TaxiBot dikontrol oleh seorang pilot dari kokpit menggunakan kontrol pilot biasa[2] dan memiliki mesin hibrid-listrik 800 hp.[3]
TaxiBot memiliki dua model. TaxiBot Narrow-Body (NB) akan digunakan oleh pesawat berbadan sempit seperti Airbus A320 dan Boeing 737 sementara TaxiBot Wide-Body (WB) ditunjukkan untuk semua pesawat berbadan lebar yang telah ada maupun yang akan datang seperti Airbus A380 dan Boeing 747.[4]
Sejarah
TaxiBot menyelesaikan tes sertifikasi pada bulan Juli 2014,[5] disetujui untuk penarikan di bandara pada bulan November 2014.[6] Serta memiliki penarikan pertama pada penerbangan komersial, Lufthansa LH140 dari Frankfurt menuju Nuremberg, pada tanggal 25 November 2014.[7] Di bulan Februari 2015, TaxiBot memasuki operasi penerbangan reguler oleh Lufthansa di Bandara Frankfurt.[3] Tes sertifikasi model bodi lebar diperkirakan dimulai pada musim gugur 2015 dengan tujuan mendapatkan sertifikasi pada awal 2016.[8]
Di bulan Oktober 2019, Air India menjadi maskapai pertama yang "secara teratur" menggunakan TaxiBot dengan mengerahkan unit untuk memberangkatkan penerbangan Delhi-Mumbai dari Terminal 3 Bandara Internasional Indira Gandhi di New Delhi, salah satu dari 10 bandara teratas di dunia berdasarkan lalu lintas penumpang tahunan.[9]
Lahan pasar
TaxiBot adalah satu-satunya sistem taxi alternatif yang bersetifikat dan operasional di pasar saat ini. Produk pesaing yang sedang dikembangkan oleh WheelTug dan EGTS International berbeda sebab dipasang langsung pada roda pendaratan pesawat. Ini memungkinkan waktu penyelesaian yang lebih pendek akan tetapi menambah bobot pesawat.[10] Kemitraan EGTS telah dibubarkan karena kondisi ekonomi baru yang diberlakukan oleh penurunan tajam harga bahan bakar pesawat.[10]
Referensi
Pranala luar