Tarian tradisional Jepang


Foto masa dahulu memperlihatkan wanita Jepang dengan pose sedang menari

Tarian tradisional Jepang memiliki sejarah panjang. Tarian yang paling kuno mungkin disalurkan melalui tradisi kagura, atau penari yang berhubungan dengan aktivitas penghasil makanan, seperti menanam padi (dengaku) dan memancing, serta tarian hujan.[1] Terdapat sejumlah besar tarian tradisional yang diikuti oleh akhiran -odori, -asobi, dan -mai, dan mungkin pula dikhususkan menurut wilayah maupun desa.[1] Mai dan Odori merupakan tarian Jepang dalam kelompok utama, dan istilah Buyō digunakan dalam era modern sebagai istilah untuk "tarian", dengan menggabungkan mai dan odori.[2]

Mai merupakan genre yang lebih dikhususkan untuk tarian yang umumnya memiliki gerakan melingkar, dan tari-tarian teater Noh merupakan salah satu dari tradisi ini.[2] Variasi dari gaya tarian Jepang Mai adalah tarian bergaya Kyomai atau Kyoto. Kyomai dibentuk pada periode budaya Tokugawa pada abad ke-17. Tarian itu banyak dipengaruhi oleh sikap keeleganan dan kemewahan gerakannya sering dikaitkan dengan Pengadilan Kaisar di Kyoro. Odori memiliki gerakan yang lebih bersemangat dan bergairah, dan tarian teater kabuki termasuk dalam kategori ini.[2]

Referensi

  1. ^ a b Louis Frédéric; Käthe Roth (2002). Japan Encyclopedia. Harvard University Press. hlm. 147. ISBN 978-0-674-01753-5. 
  2. ^ a b c Sandra Buckley (2009). The Encyclopedia of Contemporary Japanese Culture. Taylor & Francis. hlm. 75. ISBN 978-0-415-48152-6.