Tari Prabu adalah sendratari kreasi baru di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tari ini berasal dari Desa Lenek, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Prabu artinya raja. Sendratari ini menggarnbarkan seorang raja yang adil dan bijaksana dalam melaksanakan pemerintahan sehingga rakyatnya hidup aman dan sejahtera.
Pencipta
Tari Prabu diciptakan oleh Rabil dan Amaq Raya di Desa Lenek, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Rabil dan Amaq Raya merupakan tokoh masyarakat pada bidang tari di Desa Lenek.[1]
Tahapan
Tari Prabu diawali dengan wawancara antara para penari yang berperan sebagai raja dan para panakawan. Dalam wawancara tersebut, raja menanyakan tentang kemakmuran, kesehatan, hasil usaha tani, peternakan, sandang pangan, dan keamanan rakyatnya. Selain itu, raja juga meminta saran-saran kepada panakawan untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya dalam menyelenggarakan pemerintahan. Setelah satu pembicaraan selesai dibahas, raja akan menari. Kemudian satu masalah lain dibahas lagi dan setelah memperoleh jawaban dari panakawan, raja menari lagi. Diskusi dan tarian ini terus terulang hingga tidak ada lagi masalah yang dibahas.[1] Tarian Prabu dipertunjukkan sekitar 20 menit.[1]
Pertunjukan
Pertunjukan Tari Prabu diadakan sebagai acara hiburan pada suatu perayaan atau hari raya. Lokasi pertunjukannya dilakukan di panggung atau arena terbuka pada siang maupun malam hari. Gaya pakaian yang dikenakan sangat sederhana. Pakaian yang dikenakan oleh penari yang berperan sebagi raja maupun panakawan meliputi tangkong (baju dodot), seluwu' (celana) dan sapu' (ikat kepala).[1]
Rujukan
- ^ a b c d Yunus, A., dkk. (Oktober 1986). Ensiklopedi Tari Indonesia Seri P–J (PDF). Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 26.