Tari Cerana

Tari cerana merupakan tari selamat datang atau tarian penyambutan yang khas dari Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini biasanya diakhiri dengan menyajikan sirih dan pinang di dalam cerana sebagai simbol dari penerimaan masyarakt terhadap tamunya dengan hati yang tulus, bersih dan penuh kasih. Selanjutnya, tamu yang hadir akan mengunyah sirih dan pinang tersebut sebagai simbol tamu menyambut baik apa yang diberikan oleh masyarakat sehingga akan terjalin hubungan yang harmonis.[1] Tari Cerana diiringi oleh sesando dan nyanyian yang antara lain berbunyi "bolele bo tanah Tirnor lelebo" yang berarti "baik tidak baik, tanah Timor adalah lebih baik".[2]

Pakaian yang digunakan oleh para penari adalah pakaian adat. Penari wanita menggunakan kain sarung panjang yang membalut tubuh mereka dari dada sampai mata kaki, di bagian rambut penari biasanya di konde khas Kupang dan dihiasi dengan ikat kepala berbentuk bulan sabit. Selain itu, penari juga dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti gelang, kalung, serta sabuk yang berbentuk khas. Sedangkan penari pria menggunakan pakaian adat seperti baju lengan panjang, sarung, dan kain selempang yang khas dengan penutup kepala biasanya tergantung penari dari setiap daerah yang berbeda-beda. Ada penari yang menggunakan ada yang menggunakan ti’i langga atau kain ikat dan dilengkapi dengan kalung yang khas.[3] Tarian ini populer di beberapa daerah lain di sekitar NTT antara lain daerah Rote Ndao, Timor Tengah Utara (TTU), dan Timor Tengah Selatan (TTS).[1]

Perkembangan Tari Cerana

Awalnya tari Cerana digubah oleh Nyonya A. Nisnoni Amalo Jawa yang merupakan isteri bekas raja Kupang di tahun 1955. Sekarang tarian ini menjadi tari penyambutan yang paling digemari oleh masyarakat Timor. Di wilayah Timor, sirih dan pinang adalah tamu. penerimaan secara resmi bagi seorang tamu yang lebih tua. Sedangkan untuk tamu yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya, sirih dan pinang tersebut disampaikan oleh pihak tamu.[2]

Referensi

  1. ^ a b DJKI. "Tari Cerana | KI Komunal | DJKI". covid19.go.id. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  2. ^ a b Djamaludin;, SUDARSONO; Atjep. Tari-Tarian Indonesia I (dalam bahasa Indonesia). Proyek Pengembangan Media Kebudayaan. 
  3. ^ "Tari Cerana". Tribunnewswiki.com. Diakses tanggal 2022-02-11.