Tari Beksan Bandabaya Putra Pakualaman adalah salah satu tari tradisional yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Beksan Bandaya diciotakan Sri Paku Alam II (1829-1858). Tarian ini menggambarkan gagahnya prajurit dalam pelatihan perang. Beksan Bandabaya pertama kali berkembang di istana yang berstatus Kadipaten, yakni Kadipaten Pakualam atau Pura Pakualaman.[1]
Dalam pertunjukannya, Tari Beksan Bandabaya Putra Pakualaman ditarikan oleh empat orang laki-laki penari utama. Para penari utama juga dibantu empat laki-laki yang disebut Ploncon. Para Ploncon ini membawa sebilah pedang dan sebuah perisai. Pedang akan dibawakan saat di tengah beralngsungnya tarian, namun perisai sudah digunakan sejak di awal tarian. Saat berada di tengah tarian, Ploncon akan menyerahkan pedang dengan berjalan jongkok atau lampah pocong.[1]
Selain empat penari, dalam pertunjukkan Tari Beksan Bandabaya Putra Pakualaman diiringi suara gamelan dan syair. Ada juga seorang Pemaoskandha yang membacakan tujuan pementasan dan Pengeprak yang memberi aba-aba kepada penari. Pemaoskandha dan Pengeprak duduk di antara Pengrawit (penabuh gamelan) yang berjumlah sekitar 25-30 orang laki-laki.[1]
Referensi
- ^ a b c KATALOG WARISAN BUDAYA TAKBENDA INDONESIA 2018 (PDF). 2018. hlm. 113.