Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Tanah longsor Atami 2021 di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
6 Juli 2021, Waktu Standar Jepang pagi jam 09 48 menit pemotretan. Foto udara bencana aliran puing Atami.
Tanah longsor Atami 2021 merupakan bencana alam di mana hujan deras menjadi pemicu terjadinya tanah longsor yang menyapu lingkungan Izusan di Atami, Prefektur Shizuoka, Jepang pada 3 Juli 2021, menyebabkan 4 orang tewas dan 80 lainnya hilang.[1][2] Kota tersebut menerima curah hujan 3.100 milimeter (124 in) dalam periode 48 jam, yang mendorong pihak berwenang untuk memperingatkan penduduk tentang kondisi yang "mengancam jiwa".[3] Tanah longsor menghancurkan sejumlah rumah dan membuat jalan tertutup puing-puing.[2][3] Operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung sejak 3 Juli, dengan otoritas setempat melaporkan bahwa mereka telah menerima sekitar sepuluh panggilan telepon dari orang-orang yang terjebak di rumah mereka.[4]
Latar Belakang
Atami adalah kota tepi laut yang terletak kira-kira 109 kilometer (68 mi) dari Tokyo, di prefektur pesisir Shizuoka di Wilayah Chūbu dari Jepang Tengah. Terletak di tepi pegunungan prefektur, tempat ini terkenal dengan lembah dan perbukitannya yang curam.[5] Pada paruh kedua abad ke-20, kota ini berkembang sebagai kota resor, dengan pembangunan berlanjut ke pedalaman.
Salah satu ciri khas Jepang dalam hal cuaca adalah musim hujan di awal musim panas, yang berlangsung dari akhir Mei hingga awal Juli.[6] Sebelum tanah longsor, telah terjadi hujan deras selama beberapa hari di sekitar Atami. Pada saat kejadian, curah hujan ini masih berlangsung; kira-kira 790 mm (31 in) curah hujan diukur di Hakone, Prefektur Kanagawa, sedangkan pengukuran 550 mm (22 in) dikumpulkan di Gotemba, Shizuoka.[4]