- "Taroko" juga dapat merujuk kepada penduduk asli Taiwan, Truku.
Taman Nasional Taroko (Hanzi: 太魯閣國家公園; Pinyin: Tàilǔgé gúojiā gōngyuán; Pe̍h-ōe-jī: Taroko kok-ka kong-hn̂g) adalah salah satu dari sembilan taman nasional di Taiwan dan yang namanya diambil dari Jurang Taroko, sebuah jurang yang merupakan markah tanah taman nasional ini yang terbentuk oleh Sungai Liwu. Taman nasional ini membentang dari Taichung, Kabupaten Nantou, dan Hualien.
Taman ini awalnya dibangun dengan nama Tsugitaka-Taman Nasional Taroko (Jepang: 次高タロコ国立公園, Hepburn: Tsugitaka Taroko kokuritsu kōen) oleh Gubernur Jenderal Taiwan pada tanggal 12 Desember 1937 ketika Taiwan merupakan bagian dari Kekaisaran Jepang. Setelah kekalahan Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II, Republik Tiongkok memegang kendali atas Taiwan. Pemerintah Republik Tiongkok kemudian meniadakan taman ini pada tanggal 15 Agustus 1945. Taman nasional ini kemudian dibangun kembali pada tanggal 28 November 1986.[1]
Pemandangan meliputi:
- Terowongan Kelok Sembilan (九曲洞 Chiouchüe Tung, foto kanan )
- Kuil Musim Semi Abadi (foto bawah)
- Yentzihkou, Ngalau Burung Walet (燕子口)
- Taman Chinheng (靳珩公園)
- Tsihmuchiao, Jembatan Bunda Asih (慈母橋)
- zh [Tienhsyang]
- Jurang Chueilu (錐麓斷崖)
- Jembatan Lioufang (流芳橋)
- Bukit Tayuling sang Agung (大禹嶺)
- Teluk Puloh (布洛灣)
Asal usul nama
Nama, Taroko (secara resmi bernama Truku), berarti "manusia" dalam bahasa Truku dari suku Truku. Pada zaman dahulu, terdapat seorang anggota suku Truku melihat keindahan Pasifik yang berwarna biru langit ketika ia berjalan keluar dari jurang. Melihat pemandangan megah, ia berteriak "Taroko!".
Geologi
Jurang Taroko dan wilayah di sekitarnya terkenal karena cadangan marmernya yang melimpah, sehingga memperoleh nama julukannya, "Jurang Marmer". Batuan yang terlihat di Taroko sekarang mulai ada sejak lebih dari 200 juta tahun yang lalu sebagai sedimen di dasar lautan. Pada saat sedimen dikumpulkan, terjadi jumlah tekanan semakin besar yang akhirnya mengeraskannya menjadi kapur. Lebih dari 100 juta tahun yang lalu, tekanan tektonik antara Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Eurasia Lempeng memberikan tekanan tambahan yang memetamorfosiskan batu kapur menjadi marmer. Gaya angkat ke atas dari tumbukan lempeng mendorong batuan ini ke atas permukaan lautan sampai ke tempat di mana kita lihat saat ini. Wilayah ini masih mengalami pengangkatan sekitar 0,5 cm (setengah sentimeter) per tahun.[2]
Jurang itu sendiri terbentuk menjadi marmer oleh kekuatan erosif dari Sungai Liwu.[3]
Selain itu, diketahui terdapat giok di jurang ini. Giok ini hanya ditemukan di Taiwan dan memasok pasar giok di Hualien. Dari gunung-gunung ini dapat dilihat arung jeram (aktivitas umum selama musim panas di Jurang Taroko) melalui sungai.
Galeri
Referensi
Pranala luar
|
---|
Taman nasional | |
---|
Taman laut nasional | |
---|
Cagar alam nasional | |
---|