TNK-BP (Tyumen Neftyanaya Kompaniya, Perusahaan Minyak Tyumen) adalah sebuah perusahaan minyak besar asal Rusia yang terintegrasi secara vertikal, dan berkantor pusat di Moskow. TNK-BP adalah produsen minyak terbesar ketiga di Rusia dan merupakan salah satu dari sepuluh perusahaan minyak swasta terbesar di dunia.[1][2] Pada tahun 2013, TNK-BP diakuisisi oleh Rosneft.[3][4]
DeGolyer and MacNaughton pun menyatakan bahwa hingga 31 Desember 2009, TNK-BP memiliki cadangan terbukti sebesar 11.667 miliar barel (1.854,9×10^9 m3)×10^9 m3) setara minyak.[5]
Sejarah
Pada tanggal 1 September 2003, BP dan sekelompok pengusaha Rusia, yang diwakili oleh AAR (Alfa-Access-Renova), mengumumkan pembentukan sebuah kemitraan strategis untuk bersama-sama memegang aset minyak milik mereka di Rusia dan Ukraina, serta pembentukan TNK-ВР. AAR pun menyerahkan kepemilikannya di di TNK Internasional, ONAKO, SIDANCO, RUSIA Petroleum (yang memegang lisensi untuk Lapangan Kovykta dan Lapangan Verkhnechonsk), dan Lapangan Rospan di Siberia Barat ke TNK-BP. Sementara BP juga menyerahkan kepemilikannya di SIDANCO, RUSIA Petroleum, dan jaringan ritel BP di Moskow ke TNK-BP.
Pada bulan Januari 2004, BP dan AAR mencapai kesepakatan untuk memasukkan 50% saham milik AAR di Slavneft ke TNK-BP. Slavneft, yang beroperasi di Rusia dan Belarus, sebelumnya dimiliki oleh AAR dan Sibneft (sekarang Gazprom Neft).[butuh rujukan]
Pada tahun 2009, TNK-BP berhasil meningkatkan produksi minyak hingga 169 juta barel per hari (26,9×10^6 m3/d)×10^3 m3/d), setelah pada tahun sebelumnya, TNK-BP hanya berhasil memproduksi 1.642 juta barel per hari (261,1×10^6 m3/d)×10^3 m3/d).
Pada tanggal 18 Oktober 2010, TNK-BP dan BP mencapai kesepakatan, sehingga TNK-BP dapat mengakuisisi aset produksi dan jaringan pipa milik BP di Vietnam dan Venezuela, dengan harga $1,8 miliar.[6][7][8]
Pada bulan Oktober 2011, TNK-BP setuju untuk mengakuisisi 45% saham di Blok Amazon milik HRT Participaoes, dengan harga $1 miliar.[9]
Pada tanggal 21 Maret 2013, Rosneft berhasil menyelesaikan akuisisi terhadap TNK-BP.[3][4] Sebagai hasilnya, wakil presiden Rosneft, Eduard Khudainatov pun ditunjuk sebagai CEO baru TNK-BP.[3]
Struktur Perusahaan
Rosneft memiliki TNK-BP International Limited, yang merupakan pemegang 95% saham dari TNK-BP Holding, sementara 5% sisanya tidak dimiliki oleh siapapun.[10] Menurut CEO Rosneft, Igor Sechin, Rosneft tidak berencana untuk membeli 5% sisa saham tersebut dalam waktu dekat.[11]
Operasi
TNK-BP adalah sebuah perusahaan minyak yang terintegrasi secara vertikal, dan memiliki berbagai macam portofolio bisnis hulu dan hilir di Rusia dan Ukraina. Sebagian besar bisnis hulunya terletak di daerah Siberia dan Volga-Ural. Pada tahun 2009, TNK-BP berhasil memproduksi rata-rata 169 juta barel per hari (26,9×10^6 m3/d).
Di bidang bisnis hilir, TNK-BP memiliki total kapasitas pemurnian sebesar 675 ribu barel per hari (107,3×10^3 m3/d), dengan lokasi kilangnya berada di Ryazan, Saratov, Nizhnevartovsk, dan Lysychansk. TNK-BP juga mengoperasikan sekitar 1.400 SPBU di Rusia dan Ukraina, baik dengan merek TNK maupun BP. TNK-BP adalah salah satu pemasok bahan bakar terbesar ke Moskow, serta merupakan pemimpin pasar di Ukraina.
Selain minyak bumi, TNK-BP juga memiliki bisnis gas alam, yang dikelola oleh anak usahanya, Rospan International. Rospan terletak di wilayah Yamal-Nenets, yang memiliki cadangan gas alam sebesar 14 juta barel per hari (2,2×10^6 m3/d), dan kemampuan untuk memproduksi 15 miliar meter kubik per tahun.
Pada tanggal 18 Oktober 2010, TNK-BP dan BP berhasil mencapai kesepakatan, sehingga TNK-BP dapat mengakuisisi aset hulu dan jaringan pipa milik BP di Vietnam dan Venezuela dengan harga $1.8 milliar. Sesuai kesepakatan tersebut, di Venezuela, TNK-BP akan mengakuisisi 16,7% saham di PetroMonagas SA, yang sebelumnya dimiliki oleh BP, 40% saham di Petroperija SA, yang mengoperasikan lapangan DZO, dan 26,7% saham di Boqueron SA. Sementara di Vietnam, TNK-BP akan mengakuisisi 35% saham di sebuah blok produksi gas lepas pantai, yang sebelumnya dimiliki oleh BP, 32,7% saham di Nam Con Son Pipeline and Terminal, dan 33,3% saham di pembangkit listrik Phu My.[12]
Pada tahun 2009, walaupun harga minyak mentah turun 36% dari tahun sebelumnya, TNK-BP berhasil mencatatkan keuntungan sebesar $5 milliar.
Pada tahun 2009, TNK-BP berhasil memproduksi 12,5 miliar meter kubik gas dengan tingkat keterpakaian sebesar 84,4%.
Perselisihan Internal
Pada tahun 2008, terjadi perselisihan antara BP dan AAR, yang merupakan pemilik saham mayoritas TNK-BP. Keduanya memiliki visi yang berbeda mengenai struktur organisasi dan strategi bisnis TNK-BP kedepannya. Selama perselisihan ini, dirumorkan bahwa beberapa pimpinan BP mengalami masalah dengan visanya, dan AAR juga menuduh CEO BP America, Robert Dudley telah melanggar hukum Rusia.[13]
Pada tanggal 4 September 2008, kedua belah pihak akhirnya menandatangani nota kesepahaman, untuk mengakhiri perselisihan ini.[14] Robert Dudley pun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO TNK-BP, dan AAR pun menunjuk Presiden TNK-BP, Mikhail Fridman sebagai CEO sementara. Maxim Barsky lalu akhirnya ditunjuk sebagai CEO baru TNK-BP, dan akan resmi berkantor pada tahun 2011.
Setalah perselisihan tersebut selesai, BP menyatakan akan tetap mempertahankan kepemilikan 50% saham di TNK BP, karena pada tahun 2007, TNK-BP telah menyumbang 24% total produksi dan 19% total cadangan minyaknya.[14][15]
Pada bulan Januari 2010, BP dan pemegang saham TNK-BP lainnya mengadakan konferensi pers pertamanya, untuk mengumumkan bahwa perselisihan mereka telah selesai dan masa depan TNK-BP dapat lebih terjamin.[16]
Pada bulan Januari 2011, BP dan Rosneft, membentuk kemitraan strategis untuk mengembangkan eksplorasi di Arktik. Pada bulan Maret 2011, Pengadilan Arbitrase Internasional Stockholm pun melarang kesepakatan BP dan Rosneft ini karena telah melanggar perjanjian BP dengan AAR saat membentuk TNK-BP, dimana dinyatakan bahwa TNK–BP akan menjadi kendaraan utama BP untuk mengadakan bisnis minyak dan gas di Rusia.[17] Hal inipun membuat kesepakatan antara BP dan Rosneft akhirnya dibatalkan pada bulan Agustus 2011, saat ExxonMobil menggantikan BP sebagai mitra strategis Rosneft di Arktik.
Rekam Jejak Lingkungan
TNK-BP telah lama dikritik karena tumpahan minyaknya di Siberia. Pada tahun 2012, Menteri Sumber Daya Alam Rusia, Yuri Trutnev mengumumkan bahwa pemerintah sedang mendalami kerusakan yang disebabkan oleh TNK-BP. Ia juga merekomendasikan agar TNK-BP menyiapkan rencana untuk mengganti jaringan pipanya. Tiap tahun, 300.000 hingga 500.000 ton minyak tumpah ke Sungai Ob dan Yenisei, dengan TNK-BP menjadi penyumbang terbesarnya. Pada tahun 2011, TNK-BP melaporkan sejumlah 1.186 keretakan pada jaringan pipanya. Menurut TNK-BP, mereka juga telah mengeluarkan uang sejumlah $2,1 miliar sejak tahun 2003, untuk membersihkan tumpahan minyaknya, dan juga telah menghimpun dana sebesar $500 juta untuk menyelesaikan masalah lingkungan yang telah diwariskan sejak tahun 1962.[18]
[19]
Referensi