Sungai Salween adalah sungai yang terpanjang di Myanmar.[1] Berhulu dari Plato Tibet, panjang Sungai Salween keseluruhan mencapai 2815 km. Di Yunnan, Republik Rakyat Tiongkok, sungai ini dinamakan Sungai Nujiang. Jalur aliran Sungai Salween terbagi antara Tiongkok, Myanmar dan Thailand.
Sumber air dan aliran
Sungai Salween bermata air di dataran tinggi sebelah timur Plato Tibet dan mengalir menuju selatan melalui lembah yang curam dan sempit dan kemudian melebar saat memasuki dataran beriklim tropis Asia Tenggara.[1] Hanya sedikit alirannya yang dimanfaatkan sebagai rute pelayaran. Karena mengalir keluar hampir bersamaan dari Tibet, Sungai Nujiang bersama dua sungai besar lain, Mekong dan Yangtze dijuluki Tiga Sungai Pararel.
Sungai Salween bermuara ke Laut Andaman di sebelah timur Myanmar.
Cekungan Salween merupakan yang terbesar kedua di Asia Tenggara.
Spesies flora dan fauna
Sungai Salween merupakan rumah bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan.[1] Terdapat 7000 spesies tanaman hidup di dalam maupun sekitar sungai. Jumlah fauna mencapai 80 jenis. Terdapat sekitar 143 jenis ikan yang hidup di dalam sungai ini, 47 jenis merupakan spesies endemik. Grup yang paling beragam adalah Cyprinidae. Jumlah spesies kura-kura sungai diperkirakan antara 10 sampai 15 jenis. Jumlah spesies amfibi 92 jenis.
Penduduk
Sekitar 6 juta jiwa di Tiongkok, Myanmar dan Thailand yang tinggal dekat Sungai Salween memanfaatkannya sebagai sumber mata pencaharian.[2] Di bagian hilir, di Prefektur Nujiang, Tiongkok, sebagian besar penduduknya adalah suku minoritas. Di antara perbatasan Thailand dan Myanmar, terdapat lebih dari 13 suku bangsa yang masih mempertahankan hidup secara tradisional.
Proyek Bendungan Sungai Salween
Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok merencanakan proyek membangun bendungan di aliran Sungai Salween yang mengalir di teritori negera itu.[3] Proyek membendung sungai ini diperkirakan akan merusak keanekaragaman hayati Tiongkok serta memindahkan 60.000 ribu jiwa etnis minoritas. Proyek ini membuat Komite Warisan Dunia UNESCO memperingatkan Tiongkok akan dampak yang akan ditimbulkannya. Proyek pembendungan sungai ini kemungkinan besar juga akan merugikan kehidupan rakyat yang tinggal di hulu, yakni rakyat Myanmar dan Thailand.