Sungai Oka adalah daerah asli suku Vyatichi Slavia Timur.[3] Pada abad ke-5, tanah di sekitar sungai Oka dihuni oleh berbagai suku Slavia.[4] Suku Baltik Galindia juga tinggal di bagian barat cekungan Oka.[5] Suku Turki juga mendiami daerah Oka. Sungai Oka juga dihuni oleh orang Viking dan suku lain dari Skandinavia. Artefak asal Skandinavia ditemukan di sepanjang rute Oka - Volga.[6][7] Tidak ada konsensus pendapat dari mana nama Oka berasal.
Pada tahun 1221 Adipati Agung Yuri II dari Vladimir mendirikan Nizhny Novgorod, yang kemudian menjadi salah satu kota terbesar di Rusia, untuk melindungi pertemuan sungai Oka dengan Volga. Kekhanan Qasim, sebuah pemerintahan Muslim, menempati bagian tengah Oka (di sekitar kota Kasimov) pada abad ke-15 dan ke-16.
Sebelum pembangunan rel kereta api pada pertengahan abad ke-19 dan pembangunan Kanal Moskow pada tahun 1930-an, Oka, bersama anak sungainya Moskva, berfungsi sebagai jalur transportasi penting yang menghubungkan Moskow dengan Volga. Karena aliran Oka dan Moskva berkelok-kelok, waktu perjalanan memakan waktu yang lama: misalnya, Cornelis de Bruijn membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk berlayar dari Moskow menyusuri dua sungai ini ke Nizhny Novgorod pada tahun 1703.[8] Perjalanan ke hulu lebih lambat, karena perahu harus ditarik oleh burlak.[9]