Sungai Limonlu (bahasa Yunani Kuno: Λάμος Lamos; Latin: Lamus), juga dikenal sebagai Gökler Deresi, adalah sungai kuno di Kilikia, sekarang termasuk dalam Provinsi Mersin, Turki.
Bagian atas sungai di Yüğlük Dağı, pegunungan Taurus, mengalir melalui ngarai yang curam ke barat daya hingga mencapai Laut Mediterania di Limonlu (atau bernama Antiokia Lamotis pada zaman kuno) di distrik Erdemli. Sekitar setengah dari perjalan aliran sungai ini, bertemu dengan aliran sungai Susama Deresi dari arah barat yang menjadi anak sungai.
Di kota Limonlu, sekitar 500 meter sebelah barat muara sungai, di sisi kanan, pada bagian bukit yang datar terdapat "Lamos Kalesi", sebuah kastel Abad Pertengahan. Di bawah kastil itu ada sebuah bekas jembatan yang melintasi sungai ini di masa Kekaisaran Ottoman, mungkin di lokasi jembatan Romawi sebelumnya. Di bagian utara kota Limonlu masih ada sisa-sisa terowongan air zaman kuno, yang membawa air dari sungai ke barat menuju kota-kota kuno Elaiussa Sebaste dan Korikus.
Sejarah
Nama kuno sungai itu adalah Lamos ( Λάμος, dalam bahasa Latin disebut Lamus, dalam bahasa Arab: اللامس, al-Lāmis). Sungai ini dulunya sebagai batas, di barat dengan Kilikia Tracheia dan di timur dengan Kilikia Pedias. Di mulut sungai terdapat kota Antiokia Lamotis, sebelumnya bernama Lamos, dan sebagai ibu kota dari wilayah-wilayah yang ada sekitarnya, Lamotis.[1] Kemudian membentuk tepi timur thema Seleukia (Silifke) di masa Bizantium, bagian dari wilayah perbatasan kekaisaran yang dikenal sebagai Kleisoura.
Dengan demikian, sungai ini membentuk bagian dari perbatasan kekaisaran dengan kekhalifahan Islam saat itu. Selama abad ke-9 hingga ke-10, sungai ini beberapa kali menjadi lokasi pertukaran tahanan Arab-Bizantium. Pertukaran pertama terjadi pada 797 atau 805 pada masa pemerintahan Khalifah Harun ar-Rasyid dan Kaisar Bizantium Nikēphoros I.[2] Dalam dua belas hari, 3.700 tahanan Arab dibebaskan. Pertukaran tawanan terakhir terjadi pada 946 di bawah Konstantinus VII dan Al-Muti. Sebanyak 2.482 pria dan wanita Muslim dibebaskan, 230 lainnya tetap ditahan. Belakangan pertukaran terjadi di tempat lain, karena wilayah ini kemudian menjadi milik Bizantium.
Referensi