Sumatra Courant: Niuws Handels en Advertentieblad adalah surat kabar mingguan berbahasa Belanda yang terbit di Kota Padang. Kantor redaksinya berada di Kampung Pondok. Surat kabar ini memuat berita tentang Sumatra dan Hindia Belanda, terutama menyangkut perdagangan. Surat kabar ini tercatat sebagai surat kabar pertama di Sumatra.[1]
Penerbitan surat kabar ini ditujukan untuk komunitas Eropa di Pantai Barat Sumatra, yang jumlahnya sekitar 1.300 orang pada awal dekade 1860-an.[2][3]
Sejarah
Padang Nieuws en Advertentieblad
Sumatra Courant terbit pertama kali pada 17 Desember 1859 dengan nama Padang Nieuws en Advertentieblad. Pada tahun pertama, hanya ada tiga nomor contoh yang terbit. Setelah itu, surat kabar ini terbit secara rutin sekali seminggu.[4]
Penerbitan Padang Nieuws en Advertentieblad dilakukan oleh Roeland Henri van Wijk Roelandszoon, seorang pengusaha penerbitan di Padang yang berusia 28 tahun. Pada 12 November 1860, ia berkongsi dengan Pieter Bernhard van Zadelhoff, seorang pemilik toko buku, mendirikan penerbit baru. Namun, pada 15 Desember 1861, Roeland meninggal dunia.[3]
Sumatra Courant
Pada 14–15 Mei 1862, hak penerbitan Padang Nieuws en Advertentieblad dilelang oleh agen ahli warisnya, J. Matthijssen.[5] Pieter Bernhard bekerja sama dengan W. F. Fabritius,[6] seorang pemilik mesin cetak, melanjutkan penerbitan surat kabar dan mengganti namanya menjadi Sumatra Courant pada pertengahan Juni 1862.[3] Sejak itu, Sumatra Courant terbit teratur sekali seminggu hingga 1866.[4] Salah seorang penulis tetapnya adalah A. W. A. Scholte, seorang mantan pegawai tentara lapangan.[3]
Pada Mei 1867, Sumatra Courant diakuisisi oleh Louis Numa Hipolite Arthur Chatelin, seorang pemilik mesin cetak. Ia sekaligus bertindak sebagai pemimpin redaksi. Ia sebelumnya bekerja di Java-Bode dan bergabung dengan Sumatra Courant pada Februari 1866.[2] Pada 1868, frekuensi penerbitan Sumatra Courant ditingkatkan menjadi dua kali seminggu, yakni pada hari Rabu dan Sabtu.[4][2]
Pada 1878, H.A. Mess (yang awalnya merupakan assistant editor) mengambil alih kepemilikan surat kabar dan menjadikan Sumatra Courant terbit tiga kali seminggu.[7] Chatelin tetap bertindak sebagai pemimpin redaksi, tetapi sebentar. Untuk alasan yang "tidak jelas", ia absen dari redaksi dan muncul kembali pada pertengahan 1881.[2]
Sumatra Courant bertransformasi menjadi surat kabar harian pada awal Mei 1897.[2]
Rubrik
Sumatra Courant menampilkan editorial Chatelin (khususnya tentang Sumatra dan berita umum Hindia Belanda) dan bertia mingguan. Surat kabar ini memiliki koresponden di Batavia serta Eropa. Selanjutnya, terdapat rubrik "Wetenschappelijke Kout", "Mengelwerk", dan "Kroniek".[2]
J. W. Young menjadi kontributor tetap untuk berita umum Tionghoa.[2]
Pada 1883, Arnold Snackey bergabung dengan Sumatra Courant. Ia mengasuh rubrik "Taal-, land- en volkenkundige snippers" dan "Vit de Maleische pers". Ia juga sempat menjadi menjadi wakil pemimpin redaksi pada 1884.[2]
Akhir terbit
Pada 6 April 1899, Chatelin menulis di surat kabar menyampaikan "ucapan selamat tinggal". Sejak itu, ia tidak lagi menulis editorial Sumatra Courant. Ia meninggal dunia karena sakit pada 7 Maret 1900.[2]
Kepergian Chatelin menandai kemunduran Sumatra Courant. Surat kabar ini berhenti terbit pada 11 Agustus 1900. Aset-asetnya dijual kepada Snelpersdrukkerij Insulinde.[2]
Menurut sejarawan Rusli Amran, Sumatra Courant melebur dengan surat kabar Nieuw Padangsch Handelsblad. Hasil penggabungan melahirkan surat kabar baru bernama De Padanger yang edisi pertamanya terbit pada 13 Agustus 1900.[1]
Lihat pula
Referensi