Tumbuhan sukulen, juga dikenal sebagai sukulen, adalah tumbuhan dengan organ yang menebal, berdaging, dan membengkak, biasanya untuk menyimpan air di iklim atau kondisi tanah kering. Karakter ini tidak digunakan secara ilmiah untuk mendefinisikan famili dan genus tumbuhan karena sering kali hanya akurat pada tingkat spesies tunggal. Kata sukulen berasal dari kata Latin sucus, yang berarti 'jus', atau 'getah'.[1] Tanaman sukulen dapat menyimpan air dalam berbagai struktur organ, seperti daun dan batang . Beberapa tanaman dapat menyimpan air di akar sehingga tanaman geofit yang bertahan hidup pada periode yang tidak menguntungkan dengan mempertahankan organ penyimpanan bawah tanah dapat dianggap sebagai sukulen. Dalam hortikultura, istilah sukulen kadang-kadang mengecualikan tanaman yang dianggap oleh ahli botani sebagai sukulen, seperti kaktus . Tanaman sukulen sering ditanam sebagai tanaman hias karena penampilannya yang mencolok dan tidak biasa, serta kemampuannya untuk tumbuh subur dengan perawatan yang relatif minim.
Banyak famili tumbuhan memiliki banyak spesies sukulen (lebih dari 25 famili).[2] Famili seperti Aizoaceae, Cactaceae, dan Crassulaceae, sebagian besar spesiesnya adalah sukulen. Habitat tanaman penyimpan air ini sering berada di daerah dengan suhu tinggi dan curah hujan rendah, seperti gurun . Tanaman sukulen memiliki kemampuan untuk tumbuh subur pada sumber air yang terbatas, seperti kabut dan embun, sehingga dapat bertahan hidup dalam ekosistem dengan memiliki sumber air terbatas.
Definisi
Tanaman sukulen adalah tanaman tahan kekeringan dengan daun, batang, atau akar berdaging dan memiliki jaringan penyimpan air. [3] Beberapa sumber mengecualikan akar dan mendefinisikan sukulen sebagai "tanaman dengan batang dan / atau daun yang tebal, berdaging dan bengkak, mampu beradaptasi dengan lingkungan kering". [4] Perbedaan ini memengaruhi hubungan antara sukuen dan "geofit" - tanaman yang bertahan hidup pada musim yang tidak menguntungkan sebagai tunas atau organ bawah tanah. [5] Organ bawah tanah ini, seperti umbi (bulb, corm, tuber), sering kali berdaging dan memiliki jaringan penyimpan air. Jadi, jika tanaman dengan akar yang mampu menyimpan air termasuk sukulen, banyak geofit akan digolongkan sebagai sukulen. Tanaman yang beradaptasi untuk hidup di lingkungan kering seperti sukulen disebut xerofit . Namun, tidak semua xerofit adalah sukulen karena ada cara lain untuk beradaptasi dengan kekurangan air, misalnya dengan mengembangkan daun kecil yang bisa menggulung atau memiliki daun kasar.[6] Selain itu, tidak semua sukulen merupakan xerofit, seperti Crassula helmsii yang tergolong sukulen dan akuatik.[7]
Alasan lain sukulen tidak digunakan untuk penggolongan famili atau genus adalah dalam suatu famili atau genus tidak semua tergolong sukulen atau tidak sukulen dan ada pula yang mengandung keduanya. Pada banyak genus dan famili terjadi gradasi berkelanjutan dari tanaman dengan daun tipis dan batang normal ke tanaman dengan daun atau batang yang sangat jelas menebal dan berdaging, sehingga sifat sukulen menjadi tidak akurat untuk membagi tanaman menjadi genus dan famili. Sumber yang berbeda dapat mengklasifikasikan spesies yang sama secara berbeda. [8]
Ahli hortikultura sering mengikuti konvensi komersial dan terkadang mengecualikan kelompok tanaman seperti bromeliad, yang secara ilmiah dianggap succulents. [9] Definisi praktis sukulen dalam hortikultura lebih telah berubah menjadi "tanaman gurun apapun yang ingin ditanam oleh kolektor tanaman sukulen" tanpa mempertimbangkan klasifikasi ilmiah. [10] Presentasi atau visual komersial dari tanaman "sukulen" akan menampilkan tanaman yang umumnya diidentifikasi oleh pelanggan. Tanaman yang ditawarkan secara komersial kemudian sebagai "sukulen", jarang yang mencakup geofit, tetapi akan mencakup tanaman dengan caudex, [11] yang merupakan organ di atas tanah yang bengkak, terbentuk dari batang, akar, atau keduanya. [5]
Penampilan
Jaringan penyimpanan air membuat tanaman sukulen tampak bengkak atau berdaging. Selain bersifat sukulen, tanaman sukulen juga memiliki berbagai fitur penghemat air lainnya, termasuk:
metabolisme asam crassulacean (CAM) yag meminimalisir kehilangan air
daun tidak ada, tereduksi, atau berbentuk silindris-ke-bulat
bentuk pertumbuhan kecil, seperti bantal, berbentuk kolom, atau bulat
permukaan berlapis lilin, berbulu, atau berduri untuk menciptakan habitat mikro yang lembab di sekitar tanaman dan mengurangi pergerakan udara di dekat permukaan tanaman sehingga mengurangi kehilangan air
akar terletak dekat dengan permukaan tanah sehingga mampu menyerap kelembapan dari hujan atau bahkan dari embun
kemampuan untuk tetap berisi dan penuh air walaupun dengan suhu internal yang tinggi (misalnya, 52 °C or 126 °F ) [12]
Sukulen dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Meskipun kebanyakan sukulen sering dianggap berasal dari daerah kering seperti stepa, semi-gurun, dan gurun, daerah terkering di dunia tidak cocok untuk habitat sukulen. Australia, benua terkering di dunia, memiliki sangat sedikit sukulen endemik karena kekeringan berkepanjangan. Bahkan Afrika pun, benua dengan sukulen paling asli, tidak memiliki banyak tanaman sukulen di daerahnya yang paling kering.[13] Namun, sukulen dapat tumbuh dalam kondisi yang tidak dapat dihuni oleh tanaman lain. Faktanya, banyak sukulen yang mampu tumbuh subur dalam kondisi kering dan ada pula yang mampu bertahan hingga dua tahun tanpa air.[14] Kadang-kadang, sukulen dapat tergolong sebagai epifit, tumbuh pada tanaman lain dengan kontak terbatas atau tanpa kontak dengan tanah; seperti yang dijumpai pada tanaman Tillandsia . Sukulen juga ada yang tergolong sebagai penghuni pantai dan danau kering, daerah dengan konsentrasi mineral tinggi yang mematikan bagi banyak spesies tumbuhan lain. Sukulen dalam pot dapat tumbuh di sebagian besar lingkungan dalam ruangan dengan perawatan minimal.[15]
Tabel berikut menunjukkan jumlah spesies sukulen yang ditemukan dalam beberapa famili dan habitat aslinya:[butuh rujukan][ <span title="This claim needs references to reliable sources. (July 2019)">butuh rujukan</span> ]
Tanaman sukulen disukai sebagai tanaman hias karena daya tarik dan perawatan yang mudah. Jika ditanam dengan tepat, sukulen membutuhkan sedikit perawatan untuk bertahan hidup di dalam ruangan.[17] Sukulen sangat mudah beradaptasi dan tumbuh subur di berbagai kondisi dalam ruangan.[18] Bagi sebagian besar pemilik tanaman, penyiraman berlebihan adalah penyebab utama kematian sukulen.[19]
Sukuen dapat diperbanyak dengan berbagai cara. Umumnya perbanyakan dilakukan secara vegetatif. Metode pertama adalah stek batang dengan pemangkasan daun dan setelah sembuh, menghasilkan kalus. Setelah seminggu atau lebih, akar akan tumbuh. Metode kedua adalah pemisahan rumpun atau pemisahan anakan dengan cara mencabut rumpun yang tumbuh terlalu lebat dan memisahkan batang dan akar. Metode ketiga adalah stek daun dan membiarkan pembentukan kalus. Selama metode ini, daun bagian bawah dipetik dari tanaman dengan cara dipelintir atau dipotong. Daun kemudian dikeringkan dan bentuk kalus mencegah daun menyerap terlalu banyak kelembaban yang dapat menyebabkan daun membusuk. Metode ini biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk menghasilkan akar yang sehat dan menghasilkan tanaman baru.[20] Metode yang digunakan untuk perbanyakan vegetatif berbeda tergantung spesies tanaman.[21]