Suku Dayak Bara Ngas (orang Berangas) atau Bara-ki adalah salah satu subetnis Dayak Bakumpai yang beragama Islam yang pernah mendiami sebagian hilir sungai Barito, terutama sebagai pusatnya di desa Berangas Timur, kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan.[1] Secara resmi tidak ada nama suku ini di dalam sensus tahun 2000 yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik. Orang Berangas dapat digolongkan sebagai bagian dari suku Dayak Bakumpai jika ditinjau dari segi asal usul dan kemiripan bahasanya. Namun pada kenyataannya bahasa Berangas sudah dinyatakan punah[2] dan suku ini berasimilasi dengan tetangga terdekatnya yaitu orang Banjar Kuala yang tinggal di sekitar Kota Banjarmasin.
Bahasa Berangas
Bahasa Berangas (Basa Bara Ngas) adalah bahasa Austronesia yang pernah dipertuturkan di sebagian hilir sungai Barito, Kalimantan Selatan. Daerah-daerah penutur bahasa Berangas yang sudah punah:
- Berangas
- Belandean (Ujung Panti)
- Tabunganen
- Sungai Teras
- Sungai Tandipah
- Jelapat
- Sungai Puduk
- Sungai Takuluk
- Aluh Aluh.
Bahkan dahulu terdapat di Mendawai, Arut Selatan, Kotawaringin Barat dan Mendawai, Mendawai, Katingan, dan Sungai Seruyan.[3]
Bahasa Berangas dituturkan oleh orang-orang yang diduga dahulu berasal dari Belandean,[4] jadi bahasa ini erat hubungannya dengan bahasa Bakumpai (bkr).[3] Bahasa Berangas merupakan bahasa yang sudah punah.[2][5]
Sungai Alalak merupakan anak cabang sungai Barito dekat muaranya yang merupakan perbatasan kota Banjarmasin (Banjarmasin Utara) dengan kabupaten Barito Kuala di Kalimantan Selatan.[6]
Bahasa ini berasal dari bahasa Dayak (rumpun Dayak Ngaju) yang banyak menyerap bahasa Banjar sampai kira-kira 70%. Jadi merupakan percampuran bahasa Dayak dengan bahasa Banjar, tetapi masih tampak struktur bahasa Dayaknya.
Referensi
Pranala luar