Stichting Opbouw-Pembangoenan


Opbouw-Pembangoenan Yayasan Belanda Indonesia Stichting Opbouw-Pembangoenan atau Jajasan Pembangunan didirikan pada tanggal 24 Maret 1947 oleh koran Vrij Nederland. Pengurus yayasan terdiri dari orang Belanda dan Indonesia dan mengelola toko buku dan penerbitan.

Tujuan

Pembangoenan bertujuan untuk menyebarkan literatur berbahasa Belanda dan Indonesia di Hindia Belanda. Pembangoenan menerbitkan buku-buku pelajaran yang diterjemahkan dari bahasa Belanda dan Inggris di bidang kedokteran, hukum, sosiologi dan filosofi dan karya-karya penulis muda yang biasanya berorientasi pada sastra Indonesia seperti Pramoedya Ananta Toer dan Chairil Anwar. Mereka juga menerbitkan majalah-majalah informatif dan sastra. Yayasan ini tidak bertujuan untuk meraih laba. Penghasilannya adalah untuk proyek-proyek pengajaran dan pendidikan.

Sejarah

Yayasan didirikan oleh oleh H.M. van Randwijk dan C. de Koning, masing-masing pemimpin redaksi dan direktur Vrij Nederland. Anggota pengurus pertama terdiri dari Jaksa Agung Prof. K.J.L. Enthoven, Dr. P.J. Koets, direktur kabinet Perwakilan Tinggi Mahkota, M. de Niet Gzn., Konsul misi atas nama Masyarakat Alkitab Belanda, Mohammed Natsir, pemimpin partai Masyumi dan perdana menteri dalam kabinet Soekarno 1950/51, prof. Sudiman Kartahadiprodjo dan Mr. Soewandi. Direktur adalah Amir Sidi dan Wakil Direktur Klaas Jan Bas. Setelah itu Dr. Soedjatmoko menjadi direktur.

Setelah Perang Dunia Kedua Hindia Belanda tidak mempunyai infrastruktur lagi untuk penyebaran informasi. Hanya ada penerbit pemerintah Balai Poestaka. Vrij Nederland mengisi kekosongan ini dengan toko buku swasta dan penerbit di bawah yayasan yang bernama Opbouw, tidak lama kemudian diganti menjadi Opbouw-Pembangoenan. Setelah serah terima kekuasaan (27 Desember 1949) hanya nama Pembangunan (P.T. Pembangunan dan Jajasan Pembangunan) digunakan dan orang-orang Belanda yang menjadi pengurus pergi dari Indonesia. Perbedaan wawasan juga menyebabkan perpecahan dengan Vrij Nederland tahun itu. Vrij Nederland mendirikan penerbit NV De Brug-Djambatan di Belanda dan mau memusatkan kegiatan penerbitan di Belanda. Pengurus yayasan dan direksi tidak sependapat.

Kereta buku[1]

Awalnya yayasan memiliki toko buku dan penerbitan di Gunung Sahari 84 Jakarta. Menjelang negosiasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949, sebuah toko dibuka di Yogyakarta (Tugu Kidul 23), saat itu Yogyakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia. Pada 1951 dibukalah cabang di Solo dan diresmikanlah Kereta Boekoe Pembangoenan, yang selama sepuluh bulan berjalan melalui pantai Utara Jawa lewat Cirebon, Tegal, Semarang, Surabaya dan Jember menuju Banyuwangi dan melalui pantai Selatan lewat Malang, Blitar, Solo, Yogyakarta dan Bandung dan kembali ke Jakarta. Maka disewalah dua gerbong, yang satunya dijadikan toko dan yang satu lagi dilengkapi dengan dua tempat tidur dan kamar mandi. Ada agregat sendiri untuk lampu dan ventilasi. Kereta berhenti di tiap stasiun beberapa hari sampai satu minggu dan di malam hari ada pertunjungan film: umumnya film penyuluhan dan edukasi. Kereta ini berjalan sampai direktur Bas meninggalkan Indonesia pada 1954. Pada 26 Mei 1954 dibuka cabang satu lagi di Jakarta (Djalan Segara III 16)

Seleksi publikasi

Majalah

  • Tijdsein, koran berbahasa Belanda atas tugas Dinas Penerangan Belanda, oplah sekitar 15.000. Mantan Perdana Menteri Joop den Uyl pernah menjadi anggota redaksi.
  • Pembangoenan, majalah bulanan dua bahasa di bawah pimpinan prof. Beerling dan... (berhenti Aksi Polisi pertama pada Juli 1947)
  • Gema Suasana, majalah sastra Indonesia yang redaksinya terdiri dari antara lain penulis muda Idrus, Balfas, Pramoedya Ananta Toer dan Chairll Anwar, pakar Arab dr Niewenhuizen dan wartawan Dolf Verspoor.
  • Kritiek en Opbouw, majalah bulanan sosialis yang redaksinya dipimpin D.G.M. Koch
  • Oriëntatie, redaksi Rob Nieuwenhuys
  • Majalah anak-anak “Vuurvliegje”

Berbahasa Indonesia

Literatur

  • Chairil Anwar: Deru Tjampur Debu (1966, opl. 15.000)
  • Nugroho Notosusanto: Rasa Sajange (1959)
  • Pramoedya Ananta Toer: Keluarga Gerilja: kissah keluarga manusia dalam tiga hari dan tiga malam (1950, opl. 5.000)
  • Pramoedya Ananta Toer: Subuh: tjerita-tjerita pendek revolusi (ca. 1950)
  • Muhammad Yamin: Dipanagara (1952)

Populer Ilmiyah

  • P.J. Bouman: Ilmu Masyarakat Umum (1952/1957)
  • M.M. Djojodigoeno: Adat law in Indonesia (1952)
  • Sujono Hadinoto: Ekonomi Indonesia, dari ekonomi kolonial ke ekonomi nasional (1949)
  • Mohammad Hatta: Menindjau Masalah Kooperasi (1954)
  • Mohammad Hatta: Pengantar ke Djalan Ilmu dan Pengetahuan (1970)
  • J. van Kan & H.H. Beekhuis: Pengantar Ilmu Hukum (1957)
  • Bung Karno: Wedjanan Revolusi (1965)
  • Soediman Kartahadiprodjo: Kumpulan Karangan (1965)
  • Soekarno: Sarinah, kewadjiban wanita dalam perdjoangan Republik Indonesia (2e druk, 1951)
  • Nathan Keyfitz & Widjojo Nitisastro: Soal Penduduk dan Pembangunan Indonesia (1959)
  • Harold J. Laski: Pengantar Ilmu Politik (1959)
  • T.S.G. Mulia: Perserikatan Bangsa Bangsa, buku penuntun (1952)
  • Ngabei Poerbatjaraka: Riwajat Indonesia (1952)
  • T.B. Simatupang: Laporan dari Banaran (1960)
  • B. Simorangkir Simanjuntak: Kesusasteraan Indonesia (1953)
  • Soewardi: Hak-Hak Dasar Konstitusi-Konstitusi (1956)
  • Susanto Tirtoprojo: Sedarah Revolusi Nasional Indonesia (1950)
  • Kaslan A. Tohir: Sekitar Masalah Pertanian Rakjat (1953)

Literatur terjemahan

  • Nienke van Hichtum: Dongeng Anak2 Dunia, terjemahan Ratna Suri
  • pekerjaan dikumpulkan dari Shakespeare, terjemahan Mohammed Yamin
  • John Steinbeck: Tikus dan Manusia- terjemahan Pramoedya Ananta Toer 1950)
  • Jules Verne: Mengelilingi dunia dalam 80 hari, terjemahan R. Musa Sastradimedja)

Populer ilmiyah

  • Pustaka Sardjana, para pemikir besar tentang negara dan hukum – dari Plato ke Kant)
  • J.P. van Aartsen, Ilmu Bumi Ekonomi (1951)
  • Louis Fischer: Gandhi: Penghidupannya & Pesannya Untuk Dunia (1967)
  • R. Roosseno: Beton Tulang (1954)
  • A. Teeuw: Pokok dan Tokoh dalam Kesusastaraan Indonesia Baru (1952)

Bahasa Belanda

  • D.M.G. Koch: Om de Vrijheid, de nationalistische beweging in Indonesië (1950) (Untuk Kemerdekaan, gerakan nasionalis di Indonesia)
  • A. Teeuw: Voltooid voorspel, Indonesische literatuur tussen twee Wereldoorlogen (Ramalan masa lalu, sastra Indonesia antara dua PD)

Catatan kaki