Skandal riset hubungan vaksin MMR dengan autismeSkandal riset hubungan MMR dengan autisme adalah publikasi pada Bulan Februari 1998 dari makalah penelitian palsu berjudul "Ileal-lymphoid-nodular hyperplasia, non-specific colitis, and pervasive developmental disorder in children" di media penerbitan jurnal ilmiah, The Lancet. [1] Skandal ini menghasilkan kecaman karena hingga kini masih banyak digunakan kaum anti vaksin sebagai bahan propaganda seolah memang ada kaitan antara vaksin dengan autisme, sekalipun publikasi tersebut sudah dicabut, dinyatakan tidak ilmiah, bertentangan dengan penelitian, dan izin medis penelitinya dicabut.[2][3] Sekalipun sudah jelas penelitiannya keliru dan sudah dihukum dengan pencabutan kredensial, Andrew Wakefield masih dijadikan figur yang berpengaruh di kalangan penentang vaksin, bahkan aktif mengikuti kampanye anti vaksin.[4] Skandal secara umumMakalah ini, yang ditulis oleh Andrew Wakefield, bersama dua belas rekan penulis, dengan salah klaim hubungan sebab akibat antara vaksin MMR dan autisme, termasuk hubungan kolitis dengan autisme. Penipuan ini melibatkan teknik pemilahan data, manipulasi data, dan dua konflik kepentingan yang tidak diungkapkan. Kejadian ini terungkap dalam penyelidikan panjang oleh reporter Brian Deer di Sunday Times[5]>[6][7], yang menyebabkan penarikan makalah tersebut pada Februari 2010[8] dan Wakefield dicabut dari daftar tenaga medis Inggris terpercaya tiga bulan kemudian. Wakefield dilaporkan dapat menghasilkan hingga US$43 juta per tahun dengan menjual kit diagnostik untuk sindrom palsu yang dia klaim telah ditemukan.[9] Dia juga memegang paten untuk vaksin pesaing pada waktu itu, dan dia dipekerjakan oleh seorang pengacara yang mewakili orang tua dalam gugatan terhadap sebuah produsen vaksin. Konsensus ilmiah tentang vaksin dan autisme secara umum menyepakati bahwa sama sekali tidak ada hubungan sebab-akibat antara vaksin MMR, atau vaksin lainnya, dengan autisme. Awal mulaPada Bulan Februari 1998, sebuah kelompok yang dipimpin oleh Andrew Wakefield menerbitkan sebuah makalah[1] di media penerbitan jurnal medis Inggris The Lancet, yang didukung oleh konferensi pers di Royal Free Hospital di London, tempat penelitian tersebut dilakukan.[10] Makalah ini melaporkan tentang dua belas anak dengan gangguan perkembangan yang dirujuk ke rumah sakit dan menggambarkan konstelasi gejala saluran pencernaan, serta temuan hasil pemeriksaan endoskopi dan biopsi, yang dikatakan sebagai bukti dari "sindrom" baru yang kemudian selanjutya disebut " enterokolitis autistik" oleh Wakefield. Makalah tersebut menggambarkan vaksin MMR sebagai "peristiwa pemicu yang jelas", menyebutkan delapan orang tuadari dua belas anak tersebut yang mengaitkan gejala perkembangan mereka dengan vaksinasi MMR, meyakini bahwa hubungan antara autisme dan patologi gastrointestinal itu nyata adanya, dan menyerukan penelitian lebih lanjut.[11] Namun, makalah itu mengakui bahwa penelitian ini tidak secara langsung "membuktikan" adanya hubungan antara vaksin MMR dan autisme. Wakefield awalnya tidak bersikap anti vaksinasi. Dia mengatakan bahwa lebih bijaksana untuk menggunakan vaksin tunggal yang disuntikkan bergantian, daripada vaksin kombinasi MMR. Wakefield berkata, "Saya tidak bisa mendukung penggunaan ketiga vaksin ini yang diberikan dalam kombinasi sampai masalah ini dapat diselesaikan."[11] Dalam sebuah video rilis berita yang dikeluarkan oleh rumah sakit untuk kepentingan penyiaran sebelum konferensi pers, dia menyerukan agar vaksin MMR "ditangguhkan demi vaksin tunggal".[12] Tanggapan mediaLiputan televisi Inggris tentang konferensi pers tersebut sangat intens,[13] tetapi tanggapan pers sebenarnya beragam. The Guardian dan The Independent melaporkannya di halaman depan mereka, sementara Daily Mail hanya memberi cerita tersebut porsi kecil di tengah surat kabar, dan The Sun tidak memberitakannya sama sekali.[14] InvestigasiDalam laporan Bulan April 2010 di The BMJ, Deer mengembangkan temuan tentang aspek laboratorium dengan menceritakan bagaimana hasil pemeriksaan histopatologi klinis normal yang dilakuka oleh Royal Free Hospital kemudian diubah di sekolah kedokteran menjadi hasil yang tidak normal, yang dipublikasikan dalam The Lancet.[15] Deer menulis artikel di The BMJ, dengan mempertanyakan kondisi "enterokolitis autis" yang diklaim oleh Wakefield telah ditemukan.[15] Dalam edisi yang sama, Deirdre Kelly, Presiden European Society of Pediatric Gastroenterology and Nutrition dan Editor dari Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, menyatakan beberapa kekhawatiran tentang publikasi artikel ini di The BMJ sementara proses GMC masih berlangsung.[16] Pada tanggal 5 Januari 2011, The BMJ menerbitkan artikel perdana dari serangkaian artikel oleh Brian Deer, yang merinci bagaimana Wakefield dan koleganya telah memalsukan beberapa data di balik artikel Lancet 1998. Dengan melihat catatan dan mewawancarai orang tua, Deer menemukan bahwa dari semua 12 anak dalam studi Wakefield, diagnosisnya telah disesuaikan atau tanggal diubah agar sesuai dengan kesimpulan artikel.[17] Melanjutkan seri BMJ pada 11 Januari 2011,[18] Deer menyatakan bahwa berdasarkan dokumen yang ia peroleh melalui undang-undang kebebasan informasi,[9] Wakefield telah bekerja sama dengan ayah dari salah satu anak dalam studi—telah merencanakan untuk meluncurkan sebuah usaha yang memanipulasi ketakutan akan vaksin MMR yang akan meraup keuntungan dari tes medis baru dan "pengujian yang dipicu oleh upaya litigasi".[19] Menurut The Washington Post, Deer menyatakan bahwa Wakefield memprediksi ia "dapat menghasilkan lebih dari $43 juta setahun dari kit diagnostik" untuk kondisi baru, enterokolitis autistis.[9] WebMD melaporkan tentang laporan BMJ dari Deer, yang menyatakan bahwa keuntungan tahunan yang diprediksi sebesar $43 juta itu akan datang dari pemasaran kit untuk "mendiagnosis pasien dengan autisme" dan "pasar awal untuk pengujian diagnostik akan didorong oleh litigasi pasien dengan AE [enterokolitis autistik, kondisi yang tidak terbukti yang dibuat-buat sendiri oleh Wakefield] dari Inggris dan Amerika Serikat".[20] Menurut WebMD, artikel BMJ juga mengklaim bahwa usaha tersebut bisa jadi akan berhasil dalam memasarkan produk dan mengembangkan vaksin pengganti jika saja "kepercayaan publik terhadap vaksin MMR benar-benar berhasil rusak".[20] Dalam editorial yang menyertai seri Deer pada 2011, The BMJ mengatakan, "butuh skeptisisme teliti dari satu orang, yang berdiri di luar kedokteran dan sains, untuk menunjukkan bahwa artikel itu sebenarnya adalah penipuan yang rumit", dan bertanya:
Ringkasan temuan Januari 2011 dalam The BMJ, memperlihatkan bahwa Deer memberi analisa sebagai berikut tentang kasus-kasus yang dilaporkan dalam studi tersebut:[17]
Dalam pengungkapan berikutnya dari penyelidikan tersebut, Deer memperoleh salinan laporan pemeriksaan patologi gastrointestinal yang belum dipublikasikan tentang anak-anak dalam studi Lancet yang diklaim Wakefield menunjukkan "kolitis non-spesifik" dan "enterokolitis autistik". Tetapi analisis ahli terhadap laporan ini menemukan biopsi usus dari anak-anak tersebut sebagian besar normal dan tidak ada bukti enterokolitis sama sekali.[21] Pada September 2020, Johns Hopkins University Press menerbitkan tuduhan Deer tentang penipuan ini dalam bukunya The Doctor Who Fooled the World: Science, Deception, and the War on Vaccines. Buku ini mencakup laporan dari orangtua yang anak-anaknya termasuk di antara dua belas yang direkrut oleh Wakefield dalam studi Lancet. Salah satu orangtua menggambarkan artikel tersebut sebagai "penipuan", sementara yang lain mengeluhkan "pembuatannya yang terang-terangan".[22] Konflik kepentinganPemahaman publik tentang klaim tersebut berubah haluan dengan cepat pada Februari 2004, dengan terungkapnya penelitian lebih lanjut oleh The Sunday Times mengenai konflik kepentingan yang tidak diungkapkan dari pihak Wakefield, yaitu dua tahun sebelum publikasi makalah tersebut, ia telah didekati oleh Richard Barr, seorang pengacara dari Justice, Awareness and Basic Support, yang mencari saksi ahli untuk memulai rencana tuntutan class action terkait "kerusakan vaksin" yang diduga telah terjadi. Barr mempekerjakan Wakefield dengan bayaran £150 per jam, plus biaya, dan baru setelah itu mereka merekrut dua belas anak tersebut,[17] secara aktif mencari orang tua dari kasus yang mungkin mengindikasikan hubungan antara MMR dan autisme. Barr dan Wakefield meyakinkan Komisi Bantuan Hukum Inggris, sebuah organisasi pemerintah Inggris yang memberikan dukungan finansial kepada orang-orang yang tidak mampu mengakses keadilan, untuk memberikan £55.000 guna mendanai tahap awal penelitian tersebut. Menurut jurnalis Brian Deer, proyek tersebut dimaksudkan untuk menciptakan bukti untuk kasus pengadilan, namun hal ini baru diketahui publik enam tahun setelah laporan yang dipublikasi The Lancet, dengan pengungkapan pertama oleh surat kabar tersebut.[23][halaman dibutuhkan] Berdasarkan bukti dari Deer, Kepala Editor The Lancet Richard Horton sebenarnya mengakui bahwa makalah Wakefield seharusnya tidak pernah diterbitkan karena temuan-temuannya "sepenuhnya cacat".[5] Meskipun Wakefield tetap berpendapat bahwa pendanaan bantuan hukum tersebut untuk penelitian terpisah yang belum dipublikasikan[24] (sebuah posisi yang kemudian ditolak oleh panel General Medical Council Inggris), para editor The Lancet menilai bahwa sumber pendanaan tersebut seharusnya diungkapkan kepada mereka.[25] Horton menulis, "Sekarang terlihat jelas bahwa jika kami memahami konteks penuh di mana pekerjaan yang dilaporkan dalam makalah Lancet tahun 1998 oleh Wakefield dan rekan-rekannya dilakukan, publikasi tersebut tidak akan terjadi seperti yang terjadi."[26] Beberapa rekan peneliti Wakefield juga mengkritik keras minimnya pengungkapan konflik kepentingan tersebut secara jujur oleh Wakefield.[5] Pelanggaran etikaDi antara tuduhan awal yang dilaporkan oleh Deer adalah bahwa, bertentangan dengan pernyataan dalam makalah tersebut, penelitian Wakefield tentang 12 anak dilakukan tanpa izin sama sekali dari lembaga peninjau penelitian institusional—sebuah klaim yang segera dibantah pada Februari 2004 oleh penulis makalah tersebut dan The Lancet.[27] Makalah itu sendiri mengatakan, "Persetujuan etis dan izin atas penyelidikan disetujui oleh Komite Praktik Etik dari Royal Free Hospital NHS Trust, dan orang tua memberikan persetujuan yang diinformasikan." Perselisihan tentang hal ini akan tetap tidak terselesaikan, namun, hingga diselesaikan di Pengadilan Tinggi Inggris pada Maret 2012, di mana seorang hakim senior membenarkan penyataan Deer. Mengutip teks tersebut, Justice Mitting memutuskan, "Pernyataan (makalah tersebut) tidak benar dan seharusnya tidak dinyatakan di dalam makalah."[28] DampakSkandal ini merusak kepercayaan terhadap The Lancet sebagai media penerbitan jurnal ilmiah yang sebelumnya dipercaya. Proses editorialnya mendapat kritik tajam. Akhirnya secara bertahap publikasi ini dicabut. Pencabutan interpretasiThe Lancet dan banyak jurnal medis lainnya mengharuskan makalah untuk mencantumkan kesimpulan penulis tentang penelitian mereka, yang dikenal sebagai "interpretasi". Ringkasan makalah Lancet 1998 diakhiri sebagai berikut:[1]
atau terjemahan bebasnya,
Pada Bulan Maret 2004, segera setelah berita tentang tuduhan konflik kepentingan, sepuluh dari dua belas rekan penulis Wakefield menarik kembali interpretasi ini,[29] dan kemudian menegaskan bahwa kemungkinan adanya kondisi gastrointestinal yang khas pada anak-anak dengan autisme perlu penyelidikan lebih lanjut.[30] Namun, sebuah studi terpisah tentang anak-anak dengan gangguan gastrointestinal tidak menemukan perbedaan antara mereka yang memiliki gangguan spektrum autisme dan yang tidak, terkait dengan keberadaan RNA virus campak measles di usus; studi itu juga menemukan bahwa gejala gastrointestinal dan munculnya autisme tidak berkaitan dengan waktu pemberian vaksin MMR.[31] Kemudian pada tahun 2004, penyelidikan media juga menemukan bahwa Wakefield memiliki konflik kepentingan lebih lanjut berupa paten untuk vaksin campak tunggal,[5][6] telah memanipulasi bukti, dan melanggar kode etik lainnya. Makalah Lancet sebagian ditarik kembali pada tahun 2004 dan sepenuhnya ditarik kembali pada tahun 2010, ketika editor-in-chief Lancet Richard Horton menggambarkannya sebagai "sama sekali salah" dan mengatakan bahwa jurnal tersebut adalah sebuah skandal.[32] Wakefield dinyatakan bersalah oleh General Medical Council atas pelanggaran profesional yang serius pada Mei 2010 dan dicoret dari Medical Register, yang berarti ia tidak bisa lagi berpraktik sebagai dokter di Inggris.[33] Pada tahun 2011, Deer memberikan informasi lebih lanjut tentang praktik penelitian yang tidak benar dari Wakefield kepada British Medical Journal, yang dalam editorial yang ditandatangani menggambarkan makalah asli sebagai skandal penipuan.[34] Deer melanjutkan pelaporannya dalam sebuah dokumenter televisi Channel 4 Dispatches, MMR: What They Didn't Tell You, yang disiarkan pada 18 November 2004. Dokumenter ini melaporkan bahwa Wakefield telah mengajukan paten untuk vaksin campak tunggal yang mengklaim produknya adalah pesaing MMR, dan bahwa dia mengetahui hasil tes dari laboratoriumnya sendiri di Royal Free Hospital yang bertentangan dengan klaim-klaimnya sendiri.[6] Permohonan paten Wakefield juga dicatat dalam buku Paul Offit 2008, Autism's False Prophets. Pada Januari 2005, Wakefield menggugat Channel 4, 20/20 Productions, dan jurnalis investigasi Brian Deer, yang menyajikan program Dispatches tersebut. Namun, setelah dua tahun litigasi, dan terungkapnya pembayaran lebih dari £400,000 tidak diumumkan oleh pengacara kepada Wakefield, ia menghentikan tindakannya dan membayar semua biaya peradilan. Pada 2006, Deer melaporkan di The Sunday Times bahwa Wakefield telah dibayar £435.643, plus biaya, oleh pengacara percobaan Inggris yang berusaha membuktikan bahwa vaksin itu berbahaya, lewat transaksi yang tidak diumumkan dimulai dua tahun sebelum publikasi makalah Lancet.[7] Pendanaan ini berasal dari dana bantuan hukum Inggris, sebuah dana yang dimaksudkan untuk memberikan layanan hukum kepada orang miskin.[11] Pencabutan menyeluruhThe Lancet mengumumkan penarikan menyeluruh terhadap publikasi Wakefield pada 2 Februari 2010. Sekalipun pencabutan tersebut dianggap kabar baik dan memang sudah seharusnya, namun beberapa pihak menyayangkan keputusan itu sudah terlalu terlambat, karena disinformasi sudah terlanjur menyebar dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap vaksin. [35] Pencabutan izin WakefieldAkibat tindakan tidak jujurnya, setelah sidang selama 217 hari, pada 24 Mei 2010, General Medical Council memutuskan Wakefield bersalah, dikecam, dan izinnya dicabut.[36] KesimpulanSkandal ini dianggap "penipuan medis paling merusak pada abad ke-20",[37] karena artikel The Lancet menyebabkan penurunan tajam dalam tingkat vaksinasi di Inggris dan Irlandia. Referensi
|