Serangan Sinjar November 2015
Serangan Sinjar di bulan November 2015 merupakan operasi gabungan yang melibatkan pasukan Peshmerga Kurdi, PKK dan Unit Perlindungan Rakyat. Tujuan dari operasi ini untuk merebut kembali kota Sinjar yang sebelumnya dikuasai oleh ISIL. Dalam pertempuran ini, kemenangan mutlak berhasil diraih oleh pasukan Kurdi. Militan ISIL terusir dari kota Sinjar dan pasukan Kurdi berhasil menguasai kembali jalan bebas hambatan nomor 47. Jalan ini merupakan rute utama logistik antara dua kota utama ISIL, yakni ar-Raqah dan Mosul. Operasi ini bersandi "Kemarahan Melek Taus" ("The Fury of Melek Taus"). Melek Taus merujuk kepada tokoh mitologi Yazidi.[1] Latar BelakangPada bulan Agustus 2014, Negara Islam Irak dan Syam (ISIL) meluncurkan serangan di bagian utara Irak dan berhasil memukul kekuatan lawan sampai ke wilayah Kurdi di Provinsi Niniwe, dan menguasai Kota Sinjar. Sebagaimana diketahui sebagai pembantaian Sinjar, 2.000-5.000 warga Yazidi dibunuh, sedangkan 200.000 warga sipil dipaksa mengungsi. Di antara yang mengungsi, terdapat 50.000 warga Yazidi yang melarikan diri ke Gunung Sinjar di sebelah utara kota. Mereka mengalami kelaparan dan dehidrasi.[2] Di akhir bulan Agustus, mayoritas dari 50.000 warga Yazidi berhasil meninggalkan gunung melewati rute yang dibuka oleh pasukan Kurdi, tetapi ribuan warga masih bertahan di gunung tersebut. Pada tanggal 21 Oktober 2014, pasukan ISIL yang menguasai Kota Sinjar dan pintu masuk bagian Selatan Gunung Sinjar, berhasil menguasi bagian Utara Gunung Sinjar dan memotong rute pelarian ke wilayah Kurdi. Milisi Yazidi yang menjaga kuil suci Sherfedîn, terpaksa mundur ke Gunung Sinjar. Pengungsi sipil Yazidi diperkirakan berjumlah 2.000-7.000 orang.[3] Sebuah sumber dari Amerika Serikat, menyebut situasi ini sebagai blokade ISIL di wilayah pegunungan. Dalam serangan enam hari pertama di bulan Desember 2014, pasukan Peshmerga Kurdi berhasil menguasai sebagian wilayah Kota Sinjar dan sebagian wilayah pegunungan, kemudian memperluas wilayah yang berhasil direbut sampai dengan Tal Afar. Awal tahun 2015, pasukan Kurdi juga berhasil menekan hingga mendekati kota Mosul dalam serangan Mosul. Kronologis pertempuranHari pertamaPada tanggal 12 November 2015, lebih dari 7.500 pasukan Kurdi, yang didukung koalisi pimpinan Amerika Serikat, memulai serangan untuk merebut Kota Sinjar. Sumber pasukan Kurdi menyebut mereka berhasil merebut Desa Garbara dan memotong rute antara Sinjar dan Suriah.[4] Menurut pejabat resmi Peshmerga, pasukan khusus dari Amerika Serikat dan Inggris turut serta dalam serangan tersebut.[5] Sumber yang sama juga menyebut bahwa 16 serangan bunuh diri ISIL berhasil digagalkan.[6] Selanjutnya, dilaporkan bahwa pasukan unit "K" berhasil menguasai rute Sinjar-Baiji dan Sinjar-Tal Afar, mengepung pasukan ISIL di Kota Sinjar secara efektif. Komandan pasukan Peshmerga menyebut bahwa tidak ada tawanan selama operasi berlangsung. ISIL melakukan serangan balasan bagian Barat Kota Sinjar, sementara ratusan pasukan Peshmerga menunggu untuk dikerahkan ke medan pertempuran.[7] Pasukan Kurdi berhasil menguasai lumbung gandum, pabrik semen, rumah sakit dan sejumlah gedung publik di bagian utara kota. Terdapat laporan bahwa pasukan ISIL telah mundur dari Sinjar sebelum dilakukan serangan, tetapi pejabat Peshmerga merasa khawatir bahwa pasukan bom bunuh diri masih berada di dalam kota. Pasukan Kurdi juga berhasil mengamankan wilayah seluas 150 kilometer persegi di sekitar Kota Sinjar.[8] Setidaknya, terjadi 30 serangan udara Amerika Serikat, dengan tujuan melemahkan kekuatan pasukan ISIL. Serangan udara tersebut dimulai sebelum serangat darat.[9] Hari kedua: perebutan kembal Kota SinjarTanggal 13 November 2015 pagi hari, pada hari kedua operasi ini, pasukan Kurdi termasuk di dalamnya pasukan Kurdi YPG dan Gerila, memasuki pusat kota Sinjar dari arah sebelah Barat. Setelah itu, pasukan Kurdi Peshmerga bergabung dari arah timur, termasuk diantaranya Kurdi-Irak Zeravani yang dipimpin oleh Mayjen Aziz Waizi dan pasukan independen Yazidi yang dipimpin oleh Heydar Shesho.[10] Kemudian, kendaraan pengangkut personil lapis baja, Humvee, SUV, dan truk kecil mulai memasuki kota. Dibantu pesawat tempur A-10 milik Amerika Serikat yang mengudara di atas Sinjar, akhirnya mereka berhasil menguasi kota Sinjar sepenuhnya.[11] Hari ketigaHari berikutnya, pasukan YBŞ dan PKK berhasil mengusai beberapa desa strategis di sebelah Barat dan Selatan kota Sinjar. Desa yang paling penting dan telah dikuasai adalah Emdiban, sebuah desa yang terletak dekat dengan perbatasan Suriah. Dalam usaha merebut desa-desa tersebut, jatuh korban jiwa baik pasukan ISIL maupun pasukan koalisi Kurdi, termasuk diantaranya Newroz Hatim seorang komandan lapangan PKK, Newroz terbunuh dekat desa Midian.[12] Bantuan udara koalisiSelama seminggu penuh, pesawat tempur koalisi telah melaksanan serangan udara sebanyak 250 kali.[13] Terpisah dari pesawat tempur Amerika Serikat, pesawat tempur Inggris jenis Tornado GR4 dan MQ-9 Reaper, yang dioperasikan dari pangkalan AU Inggris Akrotiri menargetkan serangan ke pasukan ISIL di dekat Sinjar dan Tal Afar.[14] Pesawat F-18 Hornet milik AU Kanada dilaporkan turut serta dalam misi persiapan.[15] Helikopter angkatan bersenjata Irak juga berkontribusi melaksanakan evakuasi medis selama pertempuran.[16] Akibat dari seranganPerselisihan siapa yang memenangkan pertempuranTerdapat beberapa pihak yang mengklaim berhasil memenangkan pertempuran. Baik Perdana Menteri Kurdi-Irak Nechirvan Barzani dan Presiden Massoud Barzani, mengklaim bahwa mereka telah berhasil merebut sinjar, mengatasnamakan pasukan Peshmerga KRG.[17] Namun, Haydah Shesho, Komandan Pasukan Pelindung Sinjar (HPŞ), yang sebelumnya merupakan sekutu Peshmerga KRG juga mengklaim kemenangan tersebut.[18] Penemuan kuburan massal YazidiSetelah direbutnya kembali Sinjar, di kawasan Solagh (bagian timur kota Sinjar), pasukan Kurdi menemukan kuburan massal.[19] Setidaknya, 78 wanita Yazidi dipercaya telah dieksekusi oleh ISIL. Pada tanggal 15 November 2015, ditemukan kembali kuburan massal yang terdapat 50 jasad 50 pria Yazidi dikubur di tempat yang sebelumnya dikenal sebagai kolam ikan di Institut Teknik Shingal.[20] Dugaan atas balas dendam terhadap pemukiman muslim suniMenurut saksi mata, beberapa anggota minoritas Yazidi menjarah dan membakar pemukiman muslim suni, setelah direbutnya kembali kota Sinjar. Laporan tersebut dibantah oleh Komandan Pasukan Kurdi yang mengatakan bahwa laporan tersebut tidak independen. Bebereapa warga suni diidentifikasi oleh warga lokal Yazidi terlibat dalam pembantaian Sinjar.[21] Referensi
|