Perkumpulan Seni Reak Kuda Lumping Juarta Putra berdiri pada tahun 1982 di kampung Ciguruwik Desa Cinunuk Kecamatan Ujungberung ( semenjak tahun 1989 Desa Cinunuk menjadi bagian dari kecamatan Cileunyi), Perkumpulan Seni Reak Kuda Lumping Juarta Putra merupakan penerus dari kelompok seni Warga Budaya yang eksis di wilayah Ujungberung Bandung antara tahun 1935 sampai tahun 1981, Kelompok seni Warga Budaya di pimpin oleh Abah Juarta, setelah meninggal Abah Juarta tahun 1978 kelompok seni Warga Budaya di pimpin oleh Abah Atim putra dari Abah Juarta antara tahun 1978-1981.
Antara tahun 1981-1982 terjadi masa vakum kelompok seni ini, maka nayaga kelompok seni warga Budaya sesuai wasiat Abah Juarta mendirikan kelompok Seni Reak Kuda Lumping Juarta Putra pada tahun 1982.
Pada tahun-tahun berikutnya mantan Nayaga Seni Reak Kuda Lumping Juarta Putra mendirikan kelompok Seni Reak seperti Gembang Muda, Lingkung Seni Reak Medal Pusaka, Patali Wargi dan masih banyak lagi.
Pimpinan kelompok Seni Reak Kuda Lumping Juarta Putra
1982-1990 pimpinan Abah Cece
1990-2006 pimpinan Abah Kundang Suparman
2006-2014 pimpinan Andi Rambo
2014-2020 pimpinan Rudiyana, pada masa kepemimpinan Rudiyana kelompok Seni Reak Kuda Lumping Juarta Putra Menjadi Badan Hukum Perkumpulan Seni Reak Kuda Lumping Juarta Putra
Pada tahun 2022 Perkumpulan Seni Reak Kuda Lumping Juarta Putra mendapat kesempatan untuk tampil di acara Roskilde Festival di negara Denmark[2]
Anggi Nugraha, Dian Gojim, Bintang, Farhan Narji, Wawan WS, mang Aip, Dodi, dan Teguh nayaga Juarta Putra berkolaborasi di Gloria Stage dengan seniman Snöleoparde (Jonas Stampe), Kresten Osgood, Aske Krammer dari Denmark dan juga Luigi Monteanni dari Italia.[3]
Pagelaran Seni Reak Kuda Lumping Juarta Putra
Pola Tabuh
Pada mulanya tepakan dogdog ‘Warga Budaya’ bertempo agak cepat dengan selalu memukul bedug, yang di sebut tepak dogdog 5. Dirubah variasi menjadi tepak dogdog 4 pada kisaran tahun 1960, hasil kreasi Nayaga yaitu Ukar, Entuy, Adang dan Sumarna
Tata cara penabuhan waditra dogdog secara khas di “ Juarta Putra” terdiri dari 2 variasi utama
1. Variasi Dogdog 4
2. Variasi Dogdog 4 dengan pukulan bedug
Tepakan dasar khas Juarta untuk dogdog 4 dari 1960 terdiri dari :
1. Palentong =satu jenis Tepak ( dengan panakol)
2. Tilingtit = a. Tepak ( dengan panakol) Tihtir, b. Tepak ( dengan panakol) Torolong, c. Tepak tanpa panakol
3. Gembrung = a. Tepak Brung, b. Tepak Pak Brung
4. Bamplak = a. Tepak Muraktumpeng, b. Tepak Dua Hiji, c. Tepak Padungdung
Gerak Barong
Gerakan dasar Barongan di Juarta putra
1. Asoran
Posisi awal, kepala barongan di bawah, ekor di atas ( membentuk posisi diagonal) dengan kepala barongan meliuk-liuk.
2. Maung lugay
Kepala barongan bangun menggeliat, menyilangkan kepala barong dengan ekor.
3. Garuda Mupuk
Posisi lurus antara kepala barongan dan ekor membentuk posisi horizontal, dengan rahang bawah kepala barongan bergetar, Muka barong menatap lurus secara horizontal juga.
4. Padungdung
Kepala barongan memberi kesan bermimik manja tapi berwibawa ‘mincid’. Mimik tersebut merupakan kode kepada nayaga untuk memberi tepakan padungdung lalu barongan menari silat.[1]
Referensi
^ abAhmad Dimyathi Atmawijaya, Anggi Nugraha (2020). Seni reak kuda lumping juarta putra : warga budaya menuju juarta putra. Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung. ISBN978-623-6608-19-7.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)